Rabu, 27 Maret 2013

PRINSIP PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Teknik Sipil - Dibanyak tempat diseluruh Indonesia, kombinasi anatara beban gravitasi dan beban gempa akan menentukan status pembebanan. Sudah diketahui secara umum bahwa akibat beban dinamik struktur diharapkan berperilaku daktail dan mempunyai kekuatan sedemikain sehingga memenuhi persyaratan Earthquake Engineering Design Phillosophy (EEDP). Untuk itu maka disain struktur baja di Indonesia harus memakai metode standar sebagaiamna yang telah di atarur dalam Anonim (2000) di dalam struktur baja.

Earthquake Engineering Design Phillosophy (EEDP) sebagaimana disebut sebelumnya perlu dielaborasi sehingga dapat menjadi prinsip kerja disain yang lebih implementatif. Setelah melalui penelitain dan pengujian yang panjang aakhirnya elaborasi EEDP tersebut menjurus pada prinsip disain bangunan tahan gempa sebagaiaman sekarang ini dikenal sebagai Capacity Design Principle (CDP). Perlu juga disadari pada CDP juga baru merupakan prinsip, untuk itu perlu dikembangkan lagi manjadi suatu prosedur disain yang lebih operasional. Didalam CDP, prinsip strong coloumn and weak beam (SCWB) merupakan sifat struktur yang benar dan mungkin dilaksanakan. Dilain fihak syarat yang diperlukan struktur strong beam weak column (SBWC) sangatlah berat dan oleh karena itu sifat struktur ini tidak mungkin dapat dilaksanakan di dalam struktur baja.

Beban Pada Struktur
1. Beban Angin
Beban angin merupakan salah satu beban yang harus dipertimbangkan pada perencanaan bangunan tingkat tinggi. Angin yang membebani bangunan tingkat tinggi bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh fakor-faktor lingkungan seperti kekasaran dan bentuk permukaan serta dipengaruhi oleh perletakan bangunan disekitarnya di dalam struktur baja. Apabila koefisien hembus angina terhadap bangunan adalah Ce, koefisien tekan adalah Cq, tekanan yang diberikan oleh aliran angin adalah qs dan factor keutamaan gedung adalah I, maka gaya lateral akibat beban angin (P). Eksposure D merupakan daerah yang datar dan disekelilingnya tidak ada daratan. Eksposure C adalah daerah datar yang lapang Ekspusure B adalah daerah yang disekeliling bangunan terdapat pohon-pohon dan bangunan lain. qs adalah tekanan yang diberikan oleh aliran angin yang tetap yang dipengaruhi oleh kecepatan angin di dalam struktur baja.
Cq adalah koefisien tekanan yang bergantung dari cara angin mengenai bangunan yaitu apakah angin mengenai langsung bangunan atau angin yang membelakangi (angin isap). Koefisien Cq berturut-turut sama dengan 0,80 dan 0,50 untuk kondisi angin datang dan angin isap. Sesuai dengan TCPKGUBG (2002) untuk gedung biasa faktor keutamaan I =1,0 sedangkan untuk gedung gedung yang lain yang lebih penting mempunyai nilai faktor keutamaan yang lebih tinggi di dalam struktur baja.


2. Beban Gempa Statik Ekivalen.
Beban gempa ekivalen statik dapat dipakai dengan beberapa persyaratan yaitu untuk bangunan reguler dan bangunan yang kelangsingannya sedemikian sehingga respons dinamik masih didominasi oleh mode pertama. Pembatasan tinggi ataupun jumlah tingkat sebenarnya tidak tepat karena belum memperhitungkan kelangsingan (rasio tinggi H dan lebar struktur B). Gaya geser V yang bekerja pada dasar bangunan menurut Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-2000 (TCPKGUBG, 200) di dalam struktur baja.


3. Beban Dinamis Riwayat Waktu
Gempa bumi merupakan getaran yang terjadi didalam tanah, getaran tanah akibat gempa ditunjukkan oleh adanya simpangan, kecepatan, dan percepatan tanah. Bangunan yang memiliki masa dengan percepatan akan menghasilkan gaya gempa efektif, karena menurut hukum Newton, produk antara massa dengan percepatan akan menghasilkan gaya (force), (Widodo, 2001) dan percepatan yang terjadi dipengaruhi oleh kondisi tanah (site effect) dilokasi, maka disarankan akan ada beberapa nilai amplifikasi yang bergantung pada jenis tanah sehingga percepatan tanah akibat gempa dapat ditentukan di dalam struktur baja. Durasi gempa dapat diambil variasi mulai dari durasi pendek dengan kandungan frekuensi tinggi (misalnya gempa koyna), durasi panjang dengan kandungan frekuensi menengah (misalnya gempa El-Centro 1940), dan yang mempunyai kandungan frekuensi rendah (misalnya gempa Parkfield). Dengan ditentuknnya rekaman gempa sebagai beban dinamik, maka analisis struktur dengan beban dinamik dapat dilakukan di dalam struktur baja.

Pembebanan dinamik riwayat waktu yang digunakan memiliki percepatan maksimum yang sama. besarnya skala pecepatan didasarkan pada analisis inelastik bangunan struktur baja Open Frame 15 lantai, dengan menggunakan percepatan gempa Elcentro. Percepatan maksimum yang dipakai adalah 207 cm/dt2 karena dengan percepatan tersebut struktur masih elastik. Dan percepatan tersebut di pakai sama semua untuk semua gempa karena dengan percepatan yang sama dapat diketahui respon gempa terhadap struktur di dalam struktur baja.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates