Rabu, 27 Maret 2013

CARA MENANGGULANGI DAMPAK KEBAKARAN SEDINI DAN SESEDIKIT MUNGKIN DI DALAM MANAJEMEN PROYEK

Teknik Sipil - Seiring dengan semakin pesat pertumbuhan pembangunan, baik dalam hal perluasan lahan maupun bangunan tinggi dan bangunan pabrik, maka diperlukan juga penanganan mengenai resiko-resiko yang mungkin terjadi seperti kebakaran. Kebakaran pada umumnya terjadi akibat dari kecerobohan manusia, seperti yang sering terjadi adalah membuang puntung rokok tidak pada tempatnya , juga yang banyak terjadi adalah akibat hubungan arus pendek di dalam manajemen proyek.

Kebakaran pada lahan yang luas seperti hutan, dampaknya cukup merugikan dan sulit sekali untuk ditanggulanggi bahkan sering dibiarkan untuk padam dengan sendirinya.
Pada bangunan yang tinggi ataupun bangunan perindustrian kerugian yang didapatkan cukup banyak antara lain materiil dan moril di dalam manajemen proyek.

Memang pada saat ini resiko materiil tersebut dapat ditanggulangi dengan adanya pihak asuransi,tetapi sebaiknya kita tanggulangi kecelakaan kebakaran tersebut sesedikit mungkin.
Permasalahannya adalah mengenai kesiapan berbagai alat penyelamat di luar dan di dalam bangunan serta sumber daya manusia dalam rangka penanggulangan kebakaran baik dari kalangan pemakai gedung maupun dari tim yang mengatur mengenai keamanan dan keselamatan di dalam manajemen proyek.
Pernyataan yang berkaitan dengan situasi terbaru tentang kebakaran serta informasi dasar lainnya ditayangkan sacara teratur pada likasi web CIFOR. Akibatnya CIFOR banyak mendapat perhatian baik dari masyarakat maupun media dan dianggap sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan di dalam manajemen proyek.

Penyebab Kebakaran antara lain :
  • Sambaran petir saat hujan .
  • Hubungan pendek arus listrik.
  • Kecerobohan manusia / membuang puntung rokok sembarangan.


Dampak Kebakaran :
  • Penyebaran emisi gas karbon dioksida ke atmosfir.
  • Hilangnya mata pencaharian dari sebagian bahkan seluruhnya dari karyawan.
  • Meningkatkan jumlah penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan kanker paru paru.
  • Polusi asap yang dapat memperparah penyakit para penderita TBC dan asma.
  • Mengganggu kegiatan yang ada disekitar lokasi.
  • Hilangnya nyawa manusia.

Tujuan Penyelamatan :
  • Mengevakuasi penghuni dan barang.
  • Mencegah api berkembang secara tidak terkendali.
  • Memadamkan api secepatnya.
  • Meminimalkan kerusakkan yang terjadi.

Pentingnya hydrant pada bangunan seperti menurut Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Pemukiman di Daerah (RP4D) ada 2 sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran yaitu sistem proteksi pasif dan sistem proteksi aktif di dalam manajemen proyek.

Sistem proteksi pasif meliputi kemampuan stabilitas struktur bangunan komponen dan bahan bangunan yang dilakukan dengan konstruksi tahan api, dinding kompartemen dan pemisah ruang serta proteksi terhadap bukaan yang ada untuk menahan serta membatasi kecepatan menjalarnya api, asap, dan panas. Sedangkan sistem proteksi aktif meliputi peralatan dalam mendeteksi dan memadamkan api, pengendalian asap dan panas dengan sarana pengamanan seperti tabung alat pemadam kebakaran, mobil pemadam, hydrant, smoke detector, fire alaram, sprinkler dll di dalam manajemen proyek.

Hydrant dan jaringan kelengkapannya sebaiknya ditata sekitar bangunan , mudah dilihat serta mudah dijangkau dan memiliki selang minimum 30 m. Karena dibandingkan denga peralatan lain hydrant lebih efisien dan effektif dalam menanggulangi bahaya kebakaran. Sedangkan air yang diperoleh dapat dari PDAM maupun air sumur bor yang ditampung pada reservoir. Adapun sistem pemipaan untuk hydrant harus dibedakan dari kebutuhan air yang lain seperti kamar mandi ,dapur dll di dalam manajemen proyek.

Suply air untuk hydrant langsung dari reservoir dengan pompa tersendiri serta pemipaan tersendiri pula, maka dari itu harus diperhitungkan dengan cermat pangjang dan diameter selang serta jumlah dan jarak hydrant ke reservoir. Begitu pula dengan instalasi listrik untuk menjalankan hydrant ini dibedakan dengan instalasi pada bangunan. Karena pada saat bangunan terbakar dengan sensirinya instalasi listrik pada bangunan mati tapi instalasi pada hydrant tidak boleh turut mati di dalam manajemen proyek.

Setalah dicermati penyebab dan dampak dari kebakaran serta hubungannya dengan kondisi yang ada dilapangan serta pada teori seperti,

Q = V. A (1)
dimana : Q = debit yang mengalir
V = kecepatan yang melaluinya
A = luas penampang melintang nozel

Dimana debit yang semula berawal dari sebuah reservoir besar kemungkinan bercabang menuju lokasi yang berbeda, maka disini berlaku pula HukumKontinuitas. Untuk membuat tekanan yang cukup di tempat yang diperlukan perlu adanya pompa di dalam manajemen proyek.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates