Rabu, 27 Maret 2013

KEBERHASILAN TEKNOLOGI PERKERASAN DI DALAM REKAYASA JALAN

1) Perencanaan Perkerasan


Teknik Sipil - Pada tahap perencanaan ada 3 faktor penting yang perlu dianalisis dengan cermat, yaitu: lalu lintas, lingkungan serta struktur perkerasan dan kualitas bahan.
Dalam mengestimasi lalu lintas rencana ada beberapa tahapan yang dipandang perlu diketahui, yaitu volume lalu lintas atau yang dikenal dengan istilah lalu lintas harian rata-rata (LHR) pada lajur rencana, perkembangan lalu lintas dan beban serta faktor perusak (Damage Factor, DF) untuk masing-masing sumbu kelas kendaraan di dalam rekayasa jalan.
Khusus untuk disain analitis atau disain mekanistik, disamping volume lalu lintas, perkembangan lalu lintas dan faktor perusak (Damage Factor) untuk masing-masing sumbu kelas kendaraan, juga mempertimbangkan terhadap bidang kontak ban dan kecepatan kendaraan rata-rata yang terkait dengan waktu pembebanan (time of loading).
Prediksi volume lalu lintas rencana dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah lajur jalan dan prosentase kendaraan berat serta perkembangan lalu lintas di dalam rekayasa jalan.

Volume dan perkembangan lalu lintas sangat erat kaitannya dengan hal-hal sebagai berikut:
Pertumbuhan penduduk dan GNP disekitar ruas jalan yang ditinjau
Pertumbuhan ekonomi daerah disekitar ruas jalan, yang terkait dengan ciri khas daerah misalnya lokasi perkantoran, daerah industri, pertanian, pariwisata dan lain sebagainya.
Keamanan dan keselamatan.Estimasi volume dan perkembangan lalu lintas idealnya dengan mengevaluasi data lalu lintas beberapa tahun kebelakang, melalui “Data Base” sehingga dapat diperoleh kecenderungan (trend) yang dapat menghasilkan volume lalu lintas relatif tidak jauh dari volume lalu lintas yang sebenarnya. Adapun untuk mengetahui faktor perusak (Damage Factor, DF) maka masing-masing sumbu kelas kendaraan harus diukur dilapangan di dalam rekayasa jalan.

Disamping itu, kecepatan kendaraan rencana sesuai di lapangan harus diketahui karena hal ini sangat penting terutama untuk perkerasan lentur, yaitu untuk menentukan kualitas aspal dan modulus campuran beraspal yang sesuai dengan kondisi lapangan di dalam rekayasa jalan.
Hasil perencanaan yang efektif (misal untuk konstruksi perkerasan lentur) adalah diperolehnya keseimbangan antara keruntuhan pada lapisan beraspal (retak) dengan keruntuhan pada tanah dasar (deformasi).
Ilustrasi analisa kekuatan struktur perkerasan
Lingkungan
Faktor lingkungan yang perlu diketahui adalah temperatur maksimum rata-rata perkerasan atau lapangan dan kondIsi drainase atau saluran samping.
Untuk mengetahui temperatur perkerasan dapat diestimasi dengan temperatur udara, namun untuk peningkatan (overlay) dapat diukur langsung dilapangandi dalam rekayasa jalan.

Besaran temperatur ini, pengaruhnya sangat besar terhadap modulus elastisitas lapisan beraspal. Sedangkan pengaruh kondisi drainase atau saluran samping akan cukup signifikan terutama untuk peningkatan (overlay). Pada metoda disain mekanistik pengaruh lingkungan (faktor lingkungan) diwakili hanya oleh temperatur di dalam rekayasa jalan.

Struktur Perkerasan Dan Kualitas Bahan
Daya dukung tanah dasar (DDT) adalah diperoleh berdasarkan korelasi dari nilai CBR lapangan atau laboratorium. Apabila digunakan CBR lapangan maka pengambilan contoh uji tanah dasar dilakukan dengan tabung (tidak terganggu/undisturbed). Selanjutnya contoh tabung tersebut direndam kemudian diperiksa CBRnya. Dapat juga dilakukan langsung dilapangan (musim hujan/ direndam) CBR lapangan biasanya digunakan untuk perencanaan lapis tambah (overlay). Contoh alat untuk pengujian CBR lapangan ini adalah alat CBR in place atau alat lainnya yang dapat dipertanggung-jawabkan.
Untuk perencanaan jalan baru umumnya menggunakan CBR laboratorium. Untuk mendapatkan nilai CBR maka contoh uji diambil di sepanjang ruas daerah yang akan dibangun dengan jumlah atau interval jarak yang dipandang mewakili di dalam rekayasa jalan.


2) Pelaksanaan Konstruksi
Pelaksanaan konstruksi perkerasan adalah merupakan perwujudan dari hasil perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam pelaksanaan konstruksi, sebagimana diketahui sebagai acuan adalah gambar rencana dan spesifikasi. Untuk itu, Pelaksana dalam mengimplementasi hasil perencanaan perlu memahami betul, baik jenis struktur perkerasan dan kekuatannya sehingga kinerja perkerasan yang dibangun sesuai dengan umur rencana yang diharapkan di dalam rekayasa jalan.
Tuntutan agar mendapatkan kekuatan lapisan perkerasan sesuai yang direncanakan maka pelaksanan harus memperhatikan betul gambar rencana serta harus melakukan tahapan kegiatan sesuai yang ditetapkan dalam spesifikasi. Tahapan kegiatan tersebut diantaranya adalah:
. Pengujian kualitas bahan
. Pembuatan formula campuran rencana (FCR)
. Pembuatan formula campuran kerja (FCK), mengaplikasikan FCR serta uji coba penghamparan
. Pelaksanan konstruksi sesuai FCK
. Melakukan pengendalian mutu pada setiap tahapan pelaksanaan

Tahapan kegiatan tersebut akan tercapai sesuai yang diharapkan apabila ditunjang dengan personil yang memahami spesifikasi dan kelengkapan serta kelaikan peralatan, baik peralatan laboratorium maupun peralatan lapangan di dalam rekayasa jalan.


3) Pemeliharaan
Prinsip dasar atau tujuan penanganan perkerasan, untuk pemeliharaan adalah mempertahankan kelaikan atau pelayanan jalan agar bertahan sampai umur rencana, sedangkan untuk peningkatan adalah meningkatkan kekuatan struktur jalan yang sudah mencapai umur layan sehingga dapat memberikan pelayanan sesuai umur rencana ditetapkan di dalam rekayasa jalan.
Penanganan/Pemeliharaan jalan dibagi menjadi 2 katagori, yaitu: pemeliharaan dan peningkatan. Adapun untuk masing-masing katagori tersebut terdiri atas beberapa kelas, yakni:

Pemeliharaan
Pemeliharaan rutin; bersifat pencegahan (preventive)
Pemeliharaan periodik; bersifat perbaikan (corrective)
Pemeliharaan khusus; bersifat spontan seperti bencana

Peningkatan
Perbaikan/peningkatan kekuatan struktur perkerasan
Pembangunan/Perbaikan Geometrik

Permasalahan pelaksanaan pemeliharaan ini memang cukup serius, terutama untuk pelaksanaan pemeliharaan rutin. Kasus yang hampir selalu berulang adalah apabila sedang atau setelah musim penghujan kerusakan jalan hampir terjadi di seluruh ruas jalan di Indonesia dan kejadiannya cukup parah. Hal ini, disebabkan pelaksanaan pemeliharaan rutin terabaikan. Disamping itu, tindakan penanganan responsif pada saat kejadian sering tidak dilakukan sehingga kejadian kerusakannya cukup berat di dalam rekayasa jalan.




0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates