Sabtu, 06 April 2013

PROSES PEMBIAYAAN MIGAS TERBAGI 3 DI DALAM MANAJEMEN PROYEK

1. Biaya awal (capital cost)
Teknik Sipil - Biaya awal adalah seluruh biaya yang diperlukn untuk pengadaan termasuk perencanaan, perancangan, konstruksi dan commisioning. Kemungkinan biaya yang diperlukan adalah:
  1. Biaya penggunaan lahan, pengukuran, perobohan dan relokasi, biaya admisistrasi.
  2. Biaya perancangan termasuk biaya untuk konsultan dan atau tenaga perusahaan sendiri dan juga biaya untuk studi khusus dalam pengujian.Biaya penggunaan lahan, pengukuran, perobohan dan relokasi, biaya admisistrasi.
  3. Biaya pengujian.
  4. Biaya konstruksi termasuk upah pekerja, biaya untuk material, peralatan, administrasi overhead, biaya lembur, keuntungan asuransi, ijin dan pengeluaran lainnnya

2. Biaya penggunaan (cost in use)
Biaya penggunaan adalah biaya kepemilikan proyek secara keseluruhan atau komponen-komponennya, termasuk perawatan, pembersihan, perubahan, penggantian dan penunjang. Biaya awal serta biaya pembonngkaran dan disposal tidak termasuk dalam biaya penggunaan. Biaya yang masuk dalam biaya ini adalah :
  1. Biaya operasi terdiri dari biaya bahan bakar, sumber dan beban tenaga dan seluruh biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk menjalankan fasilitas secara efektif, termasuk keamanan.
  2. Biaya perawatan, biaya yang diperlukan untuk menjaga atau meningkatkan asset serta kondisi yang disetujui termasuk seluruh biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan dan perbaikan.
  3. Biaya pembersihan, biaya yang diperlukan untuk mengurangi tingkat pencemaran sesuai standar yang dapat diterima.
  4. Biaya perubahan dan penggantian, biaya yang berhubungan perubahan fungsi, biaya untuk mengganti peralatan dan material utama yang tidak ekonomis dalam kurun umur fasilitas
  5. Biaya penunjang, termasuk asuransi pengeluaran manajamen dan lainya.


3. Biaya uang (cost in money)
Uang tidak dapat dijadikan suatu acuan yang pasti dalam mengukur nilai sumber daya yang digunakan untuk menciptakan suatu system. Nilai rupiah suatu sumber daya yang digunakan pada suatu waktu tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan nilai rupiah sumberdaya yang sama pada waktu yang lain. Uang saat ini memiliki nilai yang lebih besar daripada uang di waktu yang akan datang.

Prosedur Pemilihan Proyek MIGAS
Meningkatnya harga tanah dan harga bahan-bahan bangunan membuat para pengembang properti terpaksa mengeluarkan biaya yang cukup besar dalam pembangunan suatu proyek. Sehingga diperlukan pemilihan kontraktor yang memiliki efisiensi tinggi, yaitu dengan biaya yang seoptimal mungkin, beserta perencanaan dan pelaksanaan waktu yang optimal, mampu menghasilkan kualitas kerja yang baik yang sesuai dengan konsep serta spesifikasi proyek perumahan yang dipersyaratkan.

PENGERTIAN TENTANG MIGAS DI DALAM MANAJEMEN PROYEK

Teknik Sipil - MIGAS Merupakan salah satu elemen penting bagi negara yang sedang berkembang untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan mengejar katertinggalan dari negara-negara lain. Upaya pembangunan nasional yang sedang dilakukan pada hakekatnya adalah upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Pembangunan ekonomi di Indonesia diarahkan pada terwujudnya perekonomian nasional yang baru dan andal berdasarkan demokrasi ekonomi intuk meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat, dan dapat terwujud apabila ada pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sebagai penggerak dan pemacu pembangunan di bidang-bidang lain (Dekdikbud)

Berdasarkan bentuknya, pembangunan dapat dikelompokkan menjadi pembangunan fisik dan pembangunan nonfisik. Pembangunan MIGAS fisik dapat diartikan sebagai pembangunan yang wujudnya nyata, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, dan fasilitas publik yang lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan pembangunan merupakan pembangunan yang sifatnya tak nyata atau tidak dapat dilihat, namun manfaat dari adanya pembanguan tersebut dapat dirasakan, seperti perubahan standarisasi pendidikan, program pelatihan, dll.

Dalam pelaksanannya, proses pembangunan MIGAS yang dilakukan terutama pembangunan fisik, sebagai bentuk upaya untuk mewujudkan kemakmuran bagi masyrakatnya tentunya tidak mungkin semuanya dijalankan oleh pemerintah. Didalam kegitan ini, merupakan bentuk kerjasama antara pemerintah dengan pihak swasta dalam negri ataupun pihak asing. Pemerintah disini hanya sebagai pihak pemberi tender yang hanya bertanggungjawab pada pendanaan proyek, sedangkan untuk tahap perencanaan hiangga evaluasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab penerima tender pembangunan tersebut.

Dalam penyusunan tugas prosedur proyek ini, dimana dalam proyek pembanguan MIGAS. Kami memfokuskan pada proyek yang sifatnya adalah penunjukkan secara langsung oleh pemberi tender. Dengan harapan, nantinnya dapat mengetahui bagaimana prosedur, tahapan, mekanisme dalam kegiatan tersebut.


Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di industri Pertambangan

Teknik Sipil - Program keselamatan kerja yang baik adalah program yang didasarkan pada prinsip close the loop atau prinsip penindaklanjutan hingga tuntas. Secanggih apapun program yang ditawarkan, jikalau berhenti di tengah jalan dan tidak diikuti dengan tindak lanjut yang nyata tentu tidak memiliki arti. Baik Internationa Loss Control Institute (ILCI) maupun National Occupational Safety Association (NOSA) menyebutkan bahwa sistem keselamatan kerja yang efektif harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Identifikasi Bahaya (Identification Hazzard)
Adalah tidak sama bahaya di lingkungan kerja satu dengan yang lain. Untuk program yang umum dijumpai di industri pertambangan dalam kaitannya dengan prinsip ini antara lain :
  • Program pengenalan dan peduli bahaya (Hazzard Recognition and awareness Program)
  • Program komunikasi bahaya dan inventori bahan kimia ( Hazard Communication and Chemical Inventory Program)
  • Program Pemantauan Higiena Perusahaan
  • Program Percontoh (Sampling Program)
  •  STOP Program
  • Program Penilaian Resiko (Risk Assesment Program)
  • Program Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection Program)
  • Audit Dasar Pihak Ketiga (Third Party Baseline Audit)

b. Menyusun Standart Kinerja Dan Sistem Pengukuran (Set Standart of Performance and Measurement)
Di dalam langkah ini dipandang sangat penting untuk menmbuat standart, prosedur atau kebijakan yang berkaitan dengan potensi bahaya yang telah diketahui. Dalam penyusunan prosedur ini sebaiknya melibatkan semua tingkatan managemen dan pelaksana di lapangan.
  • Program Penyusunan Kebijakan, Standart Kerja, Prosedur dengan tolok ukur standart institusi international, pemerintah dan pabrik.
  • Program Review Prosedur Kritis (Critical Prosedur Review)
  • Program Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection Program)
  • Program Pertanggunggugatan Keselamatan Kerja (Safety Accountability Program)
  • Program Pertemuan Keselamatan Kerja (Safety Meeting Program)
c. Menyusun Standart Pertangunggugatan (Set Standard of Accountability)
Langkah ini adalah untuk menetapkan sistem pertanggunggugatan untuk masing-masing tingkatan manajemen. Program yang sering dijumpai berkaitan dengan langkah ini adalah :
  • Program Standarisasi Penugasan (Assignment Standardization Program )
  • Program Standarisasi Pertanggunggugatan (Accountability Standardisation Program)
  • Program Evaluasi Diskripsi Kerja (Job Description Evaluation Program)
  • Program KRA-KPI

d. Mengukur Kinerja Terhadap Standar yang Ditentukan (Measure Performance against Standard)
Langkah ini untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja yang dipakai terhadap standar yang ada. Beberapa program yang telah sangat dikenal dalam langkah ini adalah :
  • Audit keselamatan kerja Internal dan Eksternal (Internal & External Safety Audit)
  • Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection Program)
  • Program Analisa Kecelakaan (Accident Investigation Program)
  • NOSA Five Starrs Grading Audit
  • Housekeeping Evaluation
e. Mengevaluasi Hasil yang dicapai (Evaluate Outcome)
Termasuk dalam langkah ini adalah mengevaluasi adanya penyimpangan dari peraturan perundangan dan standar internasional yang berlaku. Contoh program dalam langkah ini antara lain:
  • Program statistik kecelakaan (Safety Statistic Program)
  • Program Pelaporan ke Pemerintah (Government Reporting )
  • Program Analisa Kecelakaan (accident Analysis Program)
  • Evaluasi Kesehatan Karyawan (Medical Evaluation)
  • Program Perlindungan Pendengaran dan Pernafasan
  • Audit Follow up

f. Melakukan Koreksi Terhadap Penyimpangan yang Ada (Correct Deviations and Deficiencies )
Salah satu contoh yang amat dikenal dalam langkah ini adalah :
  • Program Penghargaan Safety (Safety Recognition Program)
  • Program Koreksi Tuntas (Correction –Close The Loop Program)
  • Program Pertemuan Kepala Teknik Tambang (Technical Manager Meeting)

RESIKO YANG SERING TERJADI DI PERTAMBANGAN

Ledakan
Teknik Sipil - Ledakan dapat menimbulkan tekanan udara yang sangat tinggi disertai dengan nyala api. Setelah itu akan diikuti dengan kepulan asap yang berwarna hitam. Ledakan merambat pada lobang turbulensi udara akan semakin dahsyat dan dapat menimbulkan kerusakan yang fatal. Selain ledakan karena faktor alam misalnya gas, ledakan juga bisa timbul karena disengaja menggunakan bahan peledak untuk keperluan operasi tambang di dalam manajemen proyek.

Longsor
Longsor di pertambangan biasanya berasal dari gempa bumi, ledakan yang terjadi di dalam tambang,serta kondisi tanah yang rentan mengalami longsor. Hal ini bisa juga disebabkan oleh tidak adanya pengaturan pembuatan terowongan untuk tambang di dalam manajemen proyek.

Kebakaran
Bila akumulasi gas-gas yang tertahan dalam terowongan tambang bawah tanah mengalami suatu getaran hebat, yang diakibatkan oleh berbagai hal, seperti gerakan roda-roda mesin, tiupan angin dari kompresor dan sejenisnya, sehingga gas itu terangkat ke udara (beterbangan) dan kemudian membentuk awan gas dalam kondisi batas ledak (explosive limit) dan ketika itu ada sulutan api, maka akan terjadi ledakan yang diiringi oleh kebakaran di dalam manajemen proyek.

Karena itu dibutuhkan suatu manajemen resiko pertambangan yakni suatu proses interaksi yang digunakan oleh perusahaan pertambangan untuk mengidentifikasi,mengevaluasi,dan menanggulangi bahaya di tempat kerja guna mengurangi resiko bahaya seperti kebakaran, ledakan, tertimbun longsoran tanah, gas beracun, suhu yang ekstrem,dll. Jadi, manajemen resiko merupakan suatu alat yang bila digunakan secara benar akan menghasilkan lingkungan kerja yang aman,bebas dari ancaman bahaya di tempat kerja di dalam manajemen proyek.

PROSEDUR ATAU PROSES PEMILIHAN KONTRAKTOR MIGAS

A. Untuk Proses Prakualifikasi
Teknik Sipil - pengambilan data dilakukan dengan wawancara kepada ahli yang berkaitan langsung dengan proses tersebut.
Data-data yang diperlukan antara lain:
Kriteria-kriteria yang digunakan pada proses prakualifikasi.
Data sejumlah objek (perusahaan kontraktor) yang pernah mengikuti proses prakualifikasi.
Penilaian perusahaan terhadap kontraktor-kontraktor tersebut berdasarkan kriteria-kriteria yang digunakan Setelah didapatkan data-data yang diperlukan, kemudian melakukan estimasi model diskriminan dengan bantuan software SPSS. Selanjutnya menginterpretasi hasil dan kemudian melakukan validasi hasil terhadap fungsi atau model diskriminan

B. Proses kedua
yaitu proses evaluasi tender, pengambilan data dilakukan untuk menentukan kriteria-kriteria serta subkriteria-subkriteria yang akan digunakan dalam proses evaluasi tender, melalui kuesioner yang terdiri dari tiga proses antara lain :
  • Rekomendasi kriteria berdasarkan tingkat kepentingan
  • Rekomendasi subkriteria berdasarkan tingkat kepentingan.
  • Penilaian perbandingan berpasangan, nilai rata-rata dari seluruh responden antar elemen-elemen hirarki.

Setelah itu, menganalisa hasil pemilihan kontraktor utama dan menguji kevalidan data dengan menggunakan inconsistency ratio. Jika penilaian tidak valid, maka data kuesioner penilaian perbandingan berpasangan dicek kembali.

Untuk proses prakualifikasi, didapatkan variabel dependen : kontraktor layak dan kontraktor tidak layak. Sedangkan variabel independen yang mempengaruhi penilaian terhadap kontraktor-kontraktor tersebut adalah:
-Kepemilikan akte pendirian perusahaan
-Kepemilikan ijin usaha
-Keikutsertaan dalam asosiasi kontraktor Indonesia
-Nilai neraca
-Pengalaman dalam proyek pembangunan
-Nilai kualitas bangunan dari proyek sebelumnya

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates