Rabu, 20 Februari 2013

PENGAMATAN DATA DALAM MANAJEMEN PROYEK

Teknik Sipil - Dalam melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus memahami dan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku dalam manajemen proyek untuk pelaksanaan pekerjaan. Peraturanperaturan yang dipakai oleh proyek ini adalah: 
1. Peraturan umum yang memuat dalam manajemen proyek: 
  • Hubungan pemilik dan perencana 
  • Bestek, gambar, dan foto 
  • Perihal penunjukkan 
  • Pemberian pekerjaan 
  • Permulaan dan penyerahan pekerjaan 
  • Pemilihan tempat tinggal pekerja
  • Kantor proyek dan gudang 
  • Akte-akte 
2. Syarat-syarat pekerjaan dalam manajemen proyek:
  • Rencana pekerjaan umum 
  • Kesejahteraan dan keselamatan termasuk penyediaan air minum 
  • Penjagaan 
  • Syarat-syarat pelaksanaan 
  • Jenis dan mutu bahan 
  • Mesin dan alat ukur 
  • Harga upah dan bahan 
  • Anggaran biaya 
3. Keterangan mengenai pekerjaan dan syarat-syarat pekerja atau pelaksana dalam manajemen proyek :
  • Uraian umum 
  • Situasi 
  • Ukuran-ukuran utama 
  • Pekerjaan tanah 
  • Urugan pasir 
  • Pondasi 
  • Pekerjaan batu bata 
  • Pekerjaan beton bertulang 
  • Pekerjaan kusen 
  • Pekerjaan kayu 
  • Pekerjaan cat tembok 
  • Pekerjaan ubin 
  • Pekerjaan saluran drainase 
  • Pekerjaan instalasi listrik 

Rencana Anggaran Biaya dalam manajemen proyek
Rencana biaya dalam manajemen proyek ini merupakan perkiraan atau perhitungan akan keseluruhan biaya pembangunan  yangdiperlukan, disusun berdasarkan jumlah tenaga kerja dan jumlah bahan bangunan yang akan digunakan. Rencana biaya akan disusun oleh konsultan perencana, diperlukan sebagai pedoman bagi pemilik untuk menyediakan uang yang diperlukan bagi pembangunan serta dipakai sebagai salah satu pegangan oleh pemilik dalam menentukan pelaksanaan proyek. 

Analisis Rencana Biaya dalam manajemen proyek
Dari gambar bestek yang dibuat oleh konsultan perencana, pelaksana dapat memperkirakan besarnya volume pekerjaan dan jumlah material yang diperlukan. Penentuan harga satuan upah dan bahan untuk setiap volume pekerjaan sangat penting bagi pelaksana untuk menganalisa keseluruhan biaya yang diperlukan. Berdasarkan rencana anggaran biaya yang dibuat oleh pelaksana inilah yang membuat pemilik atau pemberi tugas memilih pelaksana tersebut untuk melaksanakan proyeknya pada saat tender. 

Penentuan Harga Satuan Satuan harga dari suatu pekerjaan ditentukan berdasarkan :
  • Bahan baku yang diperlukan 
  • Peralatan yang diperlukan 
  • Upah buruh 
Faktor resiko Adanya faktor resiko disebabkan oleh :
1. Bentuk bangunan bertingkat
  • Memerlukan peralatan khusus untuk mengangkut material dari bawah 
  • Kecepatan waktu kerja berkurang dengan naiknya letak pekerjaan 
2. Kemungkinan naiknya harga material selama waktu pelaksanaan.

3. Kemungkinan naiknya upah buruh selama waktu pelaksanaan. Semua harga ini dihitung berdasarkan tiap satuan pekerjaan. Analisa Dasar Pengertian Tentang Unit Price
  • Harga bahan Ditetapkan sesuai dengan harga pasaran setempat dan sering diperhitungkan pula resiko kenaikan. Harga bahan disusun berdasarkan kebutuhan yang tercantum dalam deskripsi proyek. 
  • Upah Kerja Ditetapkan sesuai standar ketentuan perburuhan berdasarkan indeks biaya hidup lokal perhari. Upah kerja terdiri atas pekerja, mandor, berbagai tukang, penjaga dan lain-lain, dimana besarnya upah pekerja selalu berubah-ubah menurut penetapan upah buruh dan penyesuaian indeks biaya hidup. 

Sistem Pembayaran dalam manajemen proyek
1. Sistem pembelian
  • Site manager menampung penawaran-penawaran dari leveransir. 
  • Penawaran dari leveransir dipertimbangkan oleh bagian logistik. 
  • Apabila disetujui, transaksi dapat dilakukan oleh site manager. 
2. Sistem Pembayaran
Bon tagihan dari leveransir yang telah disetujui kemudian diganti dengan slip pembayaran oleh bagian logistik, sebagai kontra bon. Sebagai realisasi pembayarannya, bagian logistik dapat membayar secara langsung kepada leveransir. 

Pelaksanaan Pekerjaan
Rencana Pelaksanaan Sebelum memulai suatu pekerjaan, maka pelaksana wajib membuat rencana pekerjaan agar pelaksanaan dapat lebih teratur dan terarah. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan menurut rencana yang telah dilakukan atau menurut perbaikan rencana yang ditetapkan kemudian. 
Secara umum pelaksanaan pekerjaan itu dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu :
1. Tahap Pekerjaan Pendahuluan
  1. Pembuat jadwal kerja (time schedule) yang disetujui oleh konsultan perencana. Penyediaan tenaga kerja yang cukup mampu dalam jumlah yang memadai sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan yang dilaksanakan 
  2. Penyediaan air yang memenuhi syarat dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan c. Penentuan letak dan kantor serta direksi keet dan gudang 
  3. Penyediaan peralatan dan alat-alat bantu 
  4. Pembersihan medan dan peralatan daerah proyek 
  5. Pengukuran letak bangunan 
  6. Pemasangan bouwplank 
  7. Pembuatan pagar pengaman proyek 
2. Tahap Pelaksanaan Umum Tahap ini meliputi pembangunan mulai dari pembersihan lahan, pondasi, sloof, kolom, balok, pelat dan seterusnya sampai struktur bangunan siap.

3. Tahap Penyerahan Hasil Pekerjaan Penyerahan dapat dilakukan sewaktu-waktu kepada pemilik. Jika terdapat hal-hal yang tidak memuaskan dari pelaksanaan, maka pelaksana tidak berhak untuk memperbaiki seperti dalam kesepakatan antara pelaksana bahwa pekerjaan yang tidak memuaskan tidak akan dilakukan perbaikan. 

Jadwal Pekerjaan dalam manajemen proyek
Dalam proyek ini dibuat jadwal pekerjaan untuk memudahkan pelaksanaan proyek secara keseluruhan sehingga waktu dapar diatur. Dalam kegiatan penyelesaian suatu proyek biasanya terjadi perbedaan jumlah intensitas pekerjaan dari tahap pembangunan yang satu ke tahap pembangunan berikutnya, yang biasanya memerlukan penambahan atau pengurangan jumlah pekerja. 

Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan dalam manajemen proyek
Selama melaksanakan pembangunan fisik proyek di lapangan, pelaksana harus membuat laporan kepada pemilik tentang tingkat kemajuan proyek, sehingga pemilik dapat juga mengontrol pelaksanaan proyek yang telah dikerjakan dan dapat meninjau kembali apa yang terjadi. 
Laporan ini berupa:
  1. Jumlah pekerja yang melaksanakan proyek tersebut. 
  2. Jumlah dan jenis bahan yang didatangkan. 
  3. Kejadian-kejadian yang membuat terhambatnya pelaksanaan pekerjaan. 
  4. Kemajuan proyek setiap hari. Perubahan dan Penyimpangan Jadwal Perubahan pelaksanaan dari rencana kerja disebabkan karena beberapa hal yaitu: 
  • Keadaan ekonomi dan sosial Keadaan ekonomi Indonesia yang tidak stabil sekarang ini memberi dampak di sektor konstruksi sehingga pelaksana harus menyesuaikan dengan keadaan sosial masyarakat di sekitar lokasi. 
  • Peristiwa yang tidak terduga, yaitu : 
  1. Gangguan alam, misalnya: hujan terus-menerus, gempa bumi, letusan gunung berapi. 
  2. Gangguan manusia, misalnya pemogokan. 
Sistem Pembelian, Penerimaan dan Pembayaran Barang dalam manajemen proyek
Sistem Pembelian Barang dalam manajemen proyek
  1. Bagian gudang mengisi form permintaan barang yang dibutuhkan di lapangan. 
  2. Pelaksana lapangan memeriksa form isian bahan dan diserahkan kepada manager proyek. 
  3. Manager proyek memeriksa kembali form isian dan dipilih bahan yang perlu segera diadakan. 
  4. Barang dipesan ke supplier. 
Sistem Penerimaan Barang dalam manajemen proyek
  1. Setelah barang datang, bagian gudang memeriksa jumlah dan kualitas bahan sesuai dengan permintaan. 
  2. Manager lapangan melakukan pemeriksaan ulang jumlah dan kualitas bahan. 
  3. Bagian gudang memberikan bukti penerimaan barang ke logistik. 
Sistem Pembayaran Barang dalam manajemen proyek
  1. Bagian logistik membuat laporan pembelian barang ke kontraktor. 
  2. Kontaktor langsung mambayar ke supplier. 

Bagian-bagian Pekerjaan di Lapangan dalam manajemen proyek
Dalam perencanaan proyek, kontraktor menyiapkan bagian-bagian pekerjaan dilapangan dari awal sampai akhir pekerjaan. Bisanya lahan yang akan dibangun harus dalam keadaan bersih terutama dari akar pohon. Hal tersebut untuk menghindari penurunan pada lantai keramik yang diakibatkan oleh sisa akar pohon yang membusuk.

SISTEM PAKAR DALAM TEKNIK SIPIL


Teknik Sipil - Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.

Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. 

Jadi sistem pakar  kepakaran ditransfer dari seorang pakar (atau sumber kepakaran yang lain) ke komputer, pengetahuan yang ada disimpan dalam komputer, dan pengguna dapat berkonsultasi pada komputer itu untuk suatu nasehat, lalu komputer dapat mengambil inferensi (menyimpulkan, mendeduksi, dll.) seperti layaknya seorang pakar, kemudian menjelaskannya ke pengguna tersebut, bila perlu dengan alasan-alasannya. 

Sistem Pakar terkadang lebih baik unjuk kerjanya daripada seorang pakar manusia.

Dengan sistem pakar, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman. 

Sistem pakar dikembangkan pertama kali tahun 1960.

Manfaat Sistem Pakar
  1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli 
  2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis 
  3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar 
  4. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka) 
  5. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya 
  6. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian. Pengguna bisa merespon dengan jawaban ’tidak tahu’ atau ’tidak yakin’ pada satu atau lebih pertanyaan selama konsultasi dan sistem pakar tetap akan memberikan jawaban. 
  7. Tidak memerlukan biaya saat tidak digunakan, sedangkan pada pakar manusia memerlukan biaya sehari-hari. 
  8. Dapat digandakan (diperbanyak) sesuai kebutuhan dengan waktu yang minimal dan sedikit biaya 
  9. Dapat memecahkan masalah lebih cepat daripada kemampuan manusia dengan catatan menggunakan data yang sama. 
  10. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan 
  11. Meningkatkan kualitas dan produktivitas karena dapat memberi nasehat yang konsisten dan mengurangi kesalahan 
  12. Meningkatkan kapabilitas sistem terkomputerisasi yang lain. Integrasi Sistem Pakar dengan sistem komputer lain membuat lebih efektif, dan bisa mencakup lebih banyak aplikasi . 
  13. Mampu menyediakan pelatihan. Pengguna pemula yang bekerja dengan sistem pakar akan menjadi lebih berpengalaman. Fasilitas penjelas dapat berfungsi sebagai guru. 

Kelemahan Sistem Pakar
  1. Biaya yang diperlukan untuk membuat, memelihara, dan mengembangkannya sangat mahal 
  2. Sulit dikembangkan, hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya dan kepakaran sangat sulit diekstrak dari manusia karena sangat sulit bagi seorang pakar untuk menjelaskan langkah mereka dalam menangani masalah. 
  3. Sistem pakar tidak 100% benar karena seseorang yang terlibat dalam pembuatan sistem pakar tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan. 
  4. Pendekatan oleh setiap pakar untuk suatu situasi atau problem bisa berbeda-beda, meskipun sama-sama benar. 
  5. Transfer pengetahuan dapat bersifat subjektif dan bias 
  6. Kurangnya rasa percaya pengguna dapat menghalangi pemakaian sistem pakar.

PENGUJIAN STRUKTUR BETON DENGAN METODE HAMMER TEST DAN METODE UJI PEMBEBANAN (LOAD TEST) DALAM MEKANIKA TANAH



Teknik Sipil - Dalam pelaksanaan suatu konstruksi bangunan sering terdapat kegagalankegagalan akibat kerusakan-kerusakan yang terjadi pada struktur atau bahagianbahagian struktur pada waktu tahap pelaksanaannya maupun setelah selesai dikerjakan. Kejadian ini antara lain disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang sebelumnya tidak diperhitungkan misalnya kesalahan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta adanya pelampauan beban akibat perubahan fungsi dari bangunan dalam mekanika tanah.

Dalam perencanaan suatu struktur bangunan biasanya didahului dengan membuat beberapa asumsi-asumsi misalnya besaran gaya-gaya yang bekerja dan mutu bahan yang akan digunakan yang pada akhimya syclus perencanaan harus diuji kebenarannya. Pembuktian asumsi-asumsi yang dibuat mebutuhkan pengujian-pengujian dan percobaan-percobaan yang dapat berupa Quality Control dan Quality Assurance. Walaupun telah didahului oleh Quality Control dan quality Assurance yang terencana sering terjadi bahwa hasil akhir mutu bahan yang dilaksanakan masih tetap berada dibawah kwalitas yang diinginkan. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan dalam pelaksanaan/perencanaan, penurunan kinerja struktur yang sudah berdiri (struktur eksisting) dan apa yang disebut dengan pengaruh skala (scale etfecs) dalam mekanika tanah.

Kwalitas produk dalam skala besar, misalnya untuk beton yang akan digunakan dalam pembuatan suatu bangunan yang diproduksi secara besar besaran dicoba diramalkan berdasarkan kwalitas bahwa tes yang diacu dalam skala kecil dilaboratorium (test kubus) sewaktu melaksanakan perencanaan campuran teton (mixed design) dalam mekanika tanah.

Penyimpangan kwalitas akhir misalnya pada struktur yang menggunakan beton sebagai materialnya dapat menyebabkan terjadinya retakan-retakan pada sebahagian atau keseluruhan dari struktur bangunan. Jika penyimpangan kwalitas akhir ini dijumpai pada pelaksanaan suatu bangunan ada dua alternatif yang dapat diambil dalam penanggulangannya dalam mekanika tanah .

Pertama mengganti sebahagian atau keseluruhan struktur yang tidak memenuhi persyaratan dan yang kedua mengadakan penelitian secara menyeluruh tentang kekuatan dan kekakuan konstruksi untuk kemudian memberi rekomendasi terhadap penggunaan tats ruang perkuatan konstruksi tersebut. Untuk mendapatkan informasi tentang kekhawatiran mengenai tingkat keamanan struktur dari suatu komponen bangunan ataupun bangunan secara keseluruhan akibat adanya faktor-faktor yang tidak diperhitungkan sebelumnya diperlukan pengujian-pengujian.Ada beberapa bentuk metode pengujian yang dapat digunakandiantaranya pengujian-pengujian setempat yang bersifat tidak merusak seperti pengujian ultrasonik dan hammer serta bersifat setengah merusak ataupun merusak secara keseluruhan komponen-komponen bangunan yang diuji berupa pengujian pembebanan (Load Test). Dasar-dasar dan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengujian struktur eksisting yang umum ditarapkan dapat dikemukakan secara ringkas pada uraian berikut ini dalam mekanika tanah.

1.      Methode Hammer Test ( dalam mekanika tanah )
  1. Pengujian jenis ini dilakukan pada pengujian-pengujian setempat dan bersifat tidak merusak struktur. Dapat digunakan dengan mudah (praktis), pengukuran dapat dilakukan dengan cepat dengan memperoleh data yang cukup banyak dan biaya murah.
  2. Beton yang diuji haruslah dari jenis dan kondisi yang sama karena hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembaman beton, sifat dan jenis agregat kasar, drajad kombinasi dan umur beton.
  3. Tingkat keandalan rendah, sulit mengkalibrasi hasil pengujian dan sifatnya hanya memberikan informasi mengenai karakteristik teton pada permukaan
2.      Metode Uji Pembebanan ( dalam mekanika tanah )
  1. Pengujian dilakukan apabila perhitungan analitis tidak mungkin dilakukan karena keterbatasan informasi, kinerja struktur sudah menurun, tingkat keamanan yang rendah dan perubahan fungsi struktur.
  2. Pengujian dapat berupa pengujian ditempat dan bagian-bagian struktur yang penggunaannya tergantung pada situasi, kondisi dan tujuan dilakukannya pengujian yang bersifat setengah merusak maupun merusak secara keseluruhan komponen-komponen struktur.
  3. Jika terjadi kerusakan yang fatal setelah dilakukan pengujian, struktur tidak boleh digunakan sama sekali, kalaupun masih digunakan dengan pembatasan beban-beban yang bekerja atau fungsi struktur dikurangi. 

CONTOH UJI TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVELAND OPEN CUP PADA ASPAL


Teknik Sipil - Pemeriksaan titik nyala dan titik bakar dapat dilakukan untuk semua jenis hasil minyak bumi kecuali minyak bakar dan bahan lainnya yang mempunyai titik nyala open cup kurang dari 79oC. Pemeriksaan titik nyala dan titik bakar untuk aspal keras mengikuti prosedur AASHTO T48-81 atau PA-0303-76. Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu titik diatas permukaan aspal. Titik bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik pada suatu titik diatas permukaan aspal. 

Pengujian ini bertujuan untuk memperkirakan temperatur maksimum pemanasan aspal sehingga aspal tidak terbakar. Temperatur yang didapatkan adalah sebagai simulasi terhadap temperatur maksimum yang biasa terjadi pada aspal sampai aspal mengalami kerusakan permanen. 

Alat yang Digunakan
  1. Termometer 
  2. Cleveland Open Cup terdiri dari cawan tes, pelat pemanas, penguji nyala, pemanas, dan kaki cawan.
    • Cawan terbuat dari kuningan. 
    • Pelat pemanas, terdiri dari logam untuk meletakkan cawan cleveland dimana bagian atasnya dilapisi seluruhnya oleh asbes setebal 0,6 cm. 
    • Nyala penguji yang dapat diatur dan memberikan nyala dengan diameter 3,2 sampai 4,8 mm, dengan panjang tabung 7,5 cm. 
    • Sumber pemanas dapat berupa pembakaran gas atau tungku listrik, atau pembakar alkohol yang tidak menimbulkan asap atau nyala disekitar bagian atas cawan. 12
  3. Penahan angin, alat yang menahan angin apabila digunakan nyala sebagai pemanas. 

Bahan yang Digunakan
  • Panaskan contoh aspal antara 148,9oC dan 176oC, sampai cukup air. 
  • Kemudian isilah cawan cleveland sampai garis dan hilangkan (pecahkan) gelembung udara yang ada pada permukaan cairan. 

Langkah Percobaan
1. Persiapan benda uji.
  • Panaskan contoh aspal. 
  • Tuangkan contoh ke cawan cleveland. Isikan cawan cleveland sampai garis dan hilangkan (pecahkan) gelembung udara yang ada pada permukaan cairan. 
2. Persiapan alat.
  • Siapkan kompor pemanas. Kompor dan penguji. 
3. Pengujian.
  • Letakkan cawan diatas kompor pemanas.
  • Letakkan nyala penguji. 
  • Pasanglah termometer. 
  • Nyalakan kompor dan atur pemanasan. 
  • Tempatkan penahan angin di depan nyala penguji.
  •  Nyalakan sumber pemanas dan aturlah suhu pemanas. Sampai benda uji mencapai 56oC dibawah titik nyala perkiraan. 
  • Atur kembali kecepatan pemanasan. 5oC sampai 6oC permenit pada suhu antara 56oC dan 28oC dibawah titik perkiraan. 
  • Nyalakan nyala penguji dan atur diameter nyala penguji. 
  • Putarlah nyala penguji sehingga melewati permukaan cawan. Dari tepi ke tepi cawan 1 detik. Ulangi pekerjaan tersebut tiap 2oC. Lakukan hingga terjadi nyala singkat.
  • Terjadi nyala singkat. 13 
  • Baca suhu pada termometer lalu catat. 4. Perhitungan dan pelaporan data. 
  • Lanjutkan membaca termometer.
  • Terjadi nyala pada permukaan benda uji. Nyala yang agak lama sekurang-kurangnya 5 detik. 
  • Baca suhu pada termometer lalu catat. 
  • Pencatatan data. Catat suhu saat terjadi nyala singkat dan nyala yang agak lama sekurang-kurangnya 5 detik. 
  • Perhitungan dan pelaporan data. Laporkan hasil rata-rata pemeriksaan ganda (duplo) sebagai titik nyala benda uji. 

Tabel Data Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar


oC Dibawah Titik Nyala
Waktu
oC
Titik Nyala
56
0
294
Titik Nyala:
334oC
Titik Bakar:
342oC
61
0,16
299
46
0,20
304
41
2,58
309
36
0,32
314
31
2,62
319
26
1,08
324
21
0,35
329
16
0,66
334
1
0,29
339
6
0,84
344
1
1,08
349
 

Analisa
Untuk mendapatkan titik nyala dan titik bakar aspal, dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
Pengaturan nyala api. 
Kecepatan pemanasan. Ketelitian dalam pembacaan suhu dan waktu.

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates