Rabu, 27 Maret 2013

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI DI DALAM MANAJEMEN PROYEK


Anggaran Biaya Kasar
Sebagai pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga satuan tiap meter persegi (m2) luas lantai. Anggaran biaya kasar dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti. Walaupun namanya anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m2 luas lantai tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti di dalam manajemen proyek.

Anggaran Biaya Teliti
Anggaran biaya teliti adalah anggaran biaya bangunan atau proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat, sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya. Pada anggaran biaya kasar sebagaimana diuraikan terdahulu, harga satuan dihitung berdasarkan harga taksiran setiap luas lantai m2. Taksiran tersebut haruslah berdasarkan harga yang wajar dan tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti di dalam manajemen proyek. Sedangkan penyusunan anggaran biaya yang dihitung dengan teliti, didasarkan atau didukung oleh: bestek, gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis, gambar bestek, gunanya untuk menentukan/menghitung besarnya masing-masing volume pekerjaan, harga satuan pekerjaan, harga satuan pekerjaan diperoleh dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan perhitungan BOW. BOW (Burgerlijke Openbare Werken) adalah suatu ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan oleh Dir. BOW tanggal 28 Februari 1921 Nomor 5372 A pada zaman pemerintahan Hindia Belanda di dalam manajemen proyek.

Karateristik Data Biaya
Data biaya dengan beragam kecermatan diperlukan pada industri ini untuk teori dan praktek ekonomi bangunan. Data-data ini diperlukan selama tahap permulaan proses desain, guna memberikan iklim suatu indikasi biaya yang mungkin berkenaan dengan proyek konstruksi yang diusulkan tersebut. Data-data tersebut mungkin juga diperlukan pada tingkat ketelitian tertentu bilamana proyek berlanjut ke tahap desain dan konstruksi di dalam manajemen proyek.

Data biaya selama tahap awal proses desain dapat dikaitkan dengan fungsi dan desain. Akan tetapi, tingkat kelayakan sangat diragukan dan memerlukan penilaian atas beberapa faktor variabel. Dalam tahap akhir dari proses desain, aspek biaya lebih berkaitan dengan kuantitas dan spesifikasi. Kedua hal diatas merupakan pendekatan tradisional. Suatu pandangan alternatif menyatakan bahwa biaya ditentukan oleh proses, yaitu metode, peralatan, dan sarana yang dipilih oleh kontraktor dalam menentukan biaya di dalam manajemen proyek.

Keakuratan dan Kekonsistenan
Penyusunan semua jenis informasi biaya selalu tidak menyatakan data tersebut akurat. Barangkali satu-satunya kekecualian adalah daftar harga pedagang bahan bangunan, tetapi ini pun dapat sewaktu-waktu berubah tanpa pemberitahuan. Oleh karenanya, data yang tersedia tidak lebih hanya pedoman umum, tetapi sampai seberapa jauh? Hal ini dapat diukur dalam dua cara yang berbeda yaitu keakuratan dan konsistensi. Keakuratan menyatakan kesamaan terhadap nilai aktual, apa pun nilai itu di dalam manajemen proyek. Sebaliknya konsistensi merupakan suatu ukuran sampai berapa lama keakuratan ini dapat dipercaya. Menurut Asworth, A., (1994) menunjukkan bahwa keakuratan kontraktor dalam memberikan estimasi rata-rata berkisar ±10% dan ini merupakan masalah. Dalam keadaan tertentu estimator dapat melakukan 50-60% ketidakakuratan. Hal ini disebabkan oleh adanya masalah dalam pemakain data biaya, karena informasi tersebut sampai taraf tertentu kurang dapat dipercaya. Berikut ini contoh beberapa perbedaan penggunaan koefisien sebagai dasar untuk menentukan biaya konstruksi di dalam manajemen proyek.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates