Minggu, 31 Maret 2013

PENGGUNAAN MATAHARI, ANGIN DAN BAHAN BAKAR MINYAK DI DALAM MANAJEMEN PROYEK


Sistem Matahari
Teknik Sipil - Sistem matahari memanfaatkan sinar matahari untuk menciptakan listrik dengan menggunakan panel-panel matahari. Panel-panel matahari ini harus diletakkan di tempat yang langsung menerima panas matahari, tidak terlindungi/diteduhi gedunggedung, pohon, dan lain sebagainya. Namun, jika panel-panel matahari terlalu panas, mereka juga tidak bekerja. Ini terjadi jika panel menyentuh logam atau atap seng. Jika memungkinkan jauhkan mereka atau taruh banyak perekat/isolasi (bahan-bahan bekas, kardus, bambu, kayu, dan lain sebagainya) di antara atap/logam dan panel. Sistem matahari ini telah digunakan di banyak negara didalam manajemen proyek. Sistem ini dapat menyediakan listrik di mana saja, dan dengan pengetahuan yang tepat akan mudah untuk memasangnya. Namun, penting juga untuk memiliki pengetahuan bagaimana merawat dan mengoperasikannya dengan benar, khususnya baterainya, yang harus diperhatikan baik-baik karena apabila perawatan dan penggunaan yang salah, alat ini akan menjadi cepat rusak. Alat ini harganya cukup mahal, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik yang ramah lingkungan bagi masyarakat didalam manajemen proyek.

Sistem Angin
Angin juga dapat digunakan untuk membangkitkan listrik. Generator angin menggunakan kincir yang berputar ketika angin bertiup, yang menyebabkan sejumlah komponen lainnya ikut bergerak membawa daya ke pompa atau generator. Tenaga yang diciptakan lalu disimpan di baterai-baterai besar untuk menyediakan listrik. Generator-generator angin ukurannya bervariasi, dari yang kecil untuk menyediakan listrik bagi keperluan rumah tangga sendiri, atau yang sangat besar, yang menciptakan listrik untuk banyak perumahan.

Di beberapa negara, banyak generator angin besar dibuat untuk ditempatkan di daerah-daerah yang anginnya kuat untuk menciptakan banyak listrik didalam manajemen proyek. Ini disebut pertanian angin.Di masa depan, petanian-pertanian angin yang besar dapat menyediakan listrik untuk kebutuhan kota-kota, menggantikan generator-generator diesel. Untuk hal ini sangat dibutuhkan kerjasama pemerintah dan pihak swasta. Pertanian angin memang membutuhkan banyak biaya untuk membangunnya, tapi menghemat uang dan lebih berkelanjutan bagi masa depan. Pertanian angin dapat menjadi bagian dari sistem nasional dan dapat digabungkan dengan sumber-sumber listrik alami lainnya didalam manajemen proyek.

Bahan Bakar Minyak
Mobil, truk, sepeda motor, dan kendaraan lainnya menciptakan banyak masalah polusi di dunia saat ini. Polusi telah dimulai dari proses pertambangan untuk memperoleh bahan bakar, hingga saat kendaraan sedang menggunakan bahan bakar tersebut. Teknologi-teknologi baru telah diciptakan untuk mengurangi masalah-masalah ini, seperti mobil bertenaga listrik atau hidrogen. Ada teknologi sederhana yang menggunakan minyak kelapa untuk mesin diesel, yang akan dibahas secara singkat di sini didalam manajemen proyek.

Minyak Kelapa untuk Mesin Diesel
Mobil dan mesin diesel bisa bekerja dengan minyak kelapa berkualitas baik. Dengan sedikit perubahan dan sebuah pemanas minyak, mobil juga langsung bekerja dengan minyak goreng bekas! Teknologi ini dan yang lainnya bisa ditemukan di buku-buku dan di internet. Minyak kelapa untuk mesin dan mobil diesel adalah cara yang paling sederhana dan paling cocok, dan telah dilakukan beberapa penelitian dan ujicoba tentang hal ini didalam manajemen proyek. 

Minyak kelapa bisa digunakan untuk semua mesin diesel, termasuk mobil, truk, traktor tangan, gilingan padi, generator kecil, pompa, dan lainnya. Minyak kelapa yang dipakai haruslah minyak kelapa dengan kualitas terbaik karena jika tidak, justru akan merusak mesin. Minyak goreng yang biasa dibeli di pasar tidak bisa digunakan karena umumnya bermutu rendah. Untuk menggunakannya, campurkan 20 bagian minyak kelapa ke 1 bagian minyak tanah (5%) didalam manajemen proyek. Ini membantu untuk menjadikannya encer. Di daerah dingin, campurkan 10 bagian minyak kelapa ke 1 bagian minyak tanah (10%). Hal ini telah berhasil diterapkan di Bougenville, Papua New Guinea, selama bertahun-tahun dan sekarang juga telah diterapkan di Fiji dan Thailand.

LISTRIK DAN SISTEM BIOGAS DI DALAM MANJEMEN PROYEK


Listrik
Teknik Sipil - Tarif listrik kini mulai mahal dan akan meningkat lagi, sehingga menghemat listrik merupakan tindakan yang sangat bijaksana. Menghemat energi sudah semestinya dilakukan oleh masyarakat seluruh dunia. Produksi listrik alami jauh lebih baik untuk masa depan. Di samping menghasilkan hanya sedikit polusi, sistem ini juga dapat dipakai untuk seluruh lapisan masyarakat, baik individu maupun untuk kepentingan umum didalam manajemen proyek.

Sistem Hydro-listrik
Sistem hydro-listrik menggunakan arus air untuk menciptakan listrik. Air dari sungai, dam atau danau dialiri melalui pipa yang mengalir menuruni bukit, lalu membuat kincir berputar di unit hydro-listrik, yang kemudian menggerakkan turbin untuk menciptakan listrik. Listrik ini disimpan dalam baterai-baterai untuk selanjutnya siap digunakan didalam manajemen proyek. Sistem hydro-listrik dapat berbeda-beda sesuai ukuran, baik dari sistem micro-hydro kecil yang menyediakan listrik untuk beberapa rumah atau desa, bahkan hingga sistem-sistem hydro-listrik yang sangat besar yang dijalankan dari danau atau dam besar yang dapat menyediakan listrik untuk daerah yang lebih besar, misalnya untuk daerah kota atau provinsi didalam manajemen proyek.

Sistem hydro-listrik kecil lebih banyak memiliki keuntungan, seperti:
  • Menghasilkan listrik yang kecil namun berkelanjutan.
  • Lebih ramah lingkungan dibandingkan sistem hydrolistrik yang lebih besar, baik dalam perakitannya, maupun dampak jangka panjangnya.
  • Perawatannya lebih mudah dibanding sistem hydro-listrik yang lebih besar, dan sistem lainnya seperti sistem tenaga matahari.
  • Menggunakan lebih sedikit aki/baterai didalam manajemen proyek.

Sistem Biogas
Sistem biogas mengumpulkan gas methane, yaitu gas yang mudah terbakar yang dapat digunakan untuk memasak, alat penerangan gas, menjalankan mesin-mesin pembakaran, dan menciptakan energi listrik. Gas methane tercipta secara alami ketika kotoran hewan, kotoran manusia, sekam padi, daun-daun, tanaman air dan rumput membusuk didalam manajemen proyek. Dalam sistem biogas, bahan-bahan yang membusuk ini dikumpulkan dalam tangki biogas, gas akan terperangkap dan terkumpul dalam tangki untuk kemudian dimanfaatkan. Bahan-bahan baru dapat terus ditambahkan ke dalam tangki, dan bahan-bahan lama dapat dikeluarkan dan bisa dimanfaatkan sebagai pupuk berkualitas tinggi didalam manajemen proyek.

Ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh dari sistem ini, antara lain:
  • Gas dan listrik dihasilkan dari sumber-sumber yang tersedia dan murah.
  • Gas menggantikan kebutuhan kayu bakar, yang membantu mengurangi polusi asap didalam manajemen proyek.
  • Kotoran dan bahan-bahan lainnya menyimpan zatzat yang dibutuhkan tanaman,yang karena proses produksi gas, kandungan zat-zat ini meningkat. Ketika bahan-bahan yang membusuk ini telah selesai memproduksi gas methane, bahan-bahan ini selanjutnya dapat digunakan untuk membuat kompos atau digunakan langsung sebagai pupuk. Namun berhati-hatilah, karena pupuk ini sangat kuat didalam manajemen proyek.
  • Hampir semua bakteri buruk dalam kotoran yang dapat menciptakan penyakit, terbunuh dalam tangki biogas sehingga penyakit bagi manusia dan hewan bisa berkurang. Sistem ini telah digunakan di banyak negara dan merupakan teknologi yang sangat baik. Ada banyak disain yang berbeda-beda, tergantung pada tipe bahan yang tersedia, uang, dan tujuan penggunaan.

Beberapa fakta-fakta dasar tentang sistem biogas:
  • 1 m3 (1 m x 1 m x 1 m) gas methane, bisa menyediakan: Gas untuk memasak makanan 3 keluarga, atau 6 jam nyala lampu dari lampu pijar, atau 700 ml bahan bakar untuk menjalankan generator 2 tenaga kuda untuk 2 jam, atau 1.25 kw listrik.
  • 1.5 m3 ukuran tangki per orang akan menyediakan cukup gas methane untuk kebutuhan sehari-hari (atau, 15 m3 untuk 10 orang) didalam manajemen proyek.
Sistem biogas merupakan sistem yang anaerobic (tidak ada oksigen) sehingga harus dibuat kedap udara dan kedap air. Perawatan dalam sistem ini meliputi tingkat air, tingkat pH, temperatur, campuran bahan-bahan yang dimasukkan, perlindungan dari bahan-bahan yang berbahaya, dan pengaturan putaran tangki didalam manajemen proyek. Untuk dapat menciptakan dan merawat sistem biogas, diperlukan penelitian dan pengetahuan teknik yang bisa dipelajari dari buku-buku, internet, atau LSM yang berkecimpung di sistem ini, sehingga diperoleh keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik, termasuk pengetahuan tentang keuntungan-keuntungan dan pemanfaatan sistem biogas didalam manajemen proyek.

CARA MEMBUAT DAN MENGGUNAKAN BRIKET ARANG DI DALAM MANAJEMEN PROYEK


Bahan Bakar Briket Arang
Teknik Sipil - Kayu bakar mahal dan meminta kerja keras untuk mengumpulkannya. Disamping itu, kayu bakar menghasilkan banyak asap. Briket arang adalah bahan bakar untuk memasak yang tahan lama dan menghasilkan sedikit asap. Briket arang dapat dibuat dengan mudah dan menggunakan bahan-bahan lokal didalam manajemen proyek.

Membuat Briket Arang
Langkah-langkah untuk membuat briket arang adalah sebagai berikut:
  1. Potong ujung drum. Balikkan, lalu potong lingkaran kecil, selebar 20 cm, di tengah-tengah tutup ujung yang lain. Pastikan tepiannya yang tajam dilekukkan ke dalam didalam manajemen proyek.
  2. Isi drum dengan daun-daun bambu yang segar, pecahan batang bambu yang tipis (tidak kering), tempurung kelapa dan sabutnya, sekam kopi, sekam padi, dedaunan(daun bambu yang terbaik). Bakar bahan-bahan tersebut dengan perlahan dan sekali-kali aduk api dengan batang kayu melalui lubang atas drum. Sekali-sekali, cipratkan air untuk memperlambat proses pembakaran. Tambahkan sisa bahan-bahan kalau ada. Ketika semua bahan telah terbakar dan menjadi potongan-potongan arang hitam, matikan api dengan air. Arang hitam akan tertinggal di bawah didalam manajemen proyek.
  3. Buat perekat. Lumatkan beberapa singkong segar dan ambil santannya. Tambahkan air untuk membuat lem/ perekat yang kental. Atau, hancurkan batang singkong, taruh dalam ember (tidak termasuk kulitnya) dan campur dengan air. Biarkan campuran mengendap. Campuran itu akan terpisah menjadi air pada atasnya dan perekat berada di bawah. Tuangkan air keluar sehingga yang tertinggal hanya perekatnya.
  4. Campur arang hitam dengan lem/ perekat singkong. (90 sampai 95% arang dan 5 sampai 10% perekat singkong.) Letakkan campuran ini ke dalam cetakan, lalu jemur di bawah sinar matahari sampai kering didalam manajemen proyek.

Menggunakan Briket Arang
Briket arang dapat digunakan untuk memasak dengan api terbuka, tungku atau oven tanah liat. Briket arang akan terbakar perlahan-lahan dan menghasilkan panas yang konstan didalam manajemen proyek.

Mulailah membuat api kecil dengan batang kayu lalu tambahkan briket arang ketika api mulai menyala. Perlahan briket akan terbakar dengan sendirinya didalam manajemen proyek.

Tambahkan beberapa batang kayu lagi jika Anda perlu meningkatkan panas, dan tambah lagi briket arang jika diperlukan didalam manajemen proyek.

PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN UNTUK REHABILITASI GEDUNG SEKOLAH


1. Ukuran ruang
a. Ruang kelas = 7.00 m x 8.00 m dengan lebar teras 1.80 m - 2.00 m.
b. Ruang perpustakaan = 7.00 m x 8.00 m
b. Tinggi ruang kelas/perpustakaan Tinggi plafond minimal 3.50 meter dari lantai.

2. Struktur bangunan
Bangunan sekolah adalah salah satu fasilitas umum yang harus memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan memiliki usia pemakaian yang cukup lama. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, dalam pelaksanaan pembangunan/rehabilitasi gedung sekolah atau pembangunan ruang perpustakaan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut didalam manajemen proyek:
  • Bangunan dengan dinding tembok harus diperkuat dengan struktur dari beton bertulang atau kayu dengan kelas kuat 1 agar bangunan menjadi kokoh dan permanen.
  • Bangunan panggung dengan bahan dari kayu dapat menggunakan struktur dari beton bertulang atau kayu minimal dengan kelas kuat 2.
  • Untuk menjamin kekokohan struktur dan mempertimbangkan faktor keamanan terhadap bencana gempa bumi maka struktur bangunan dari beton bertulang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut didalam manajemen proyek:
  1. Menggunakan beton mutu K 175 atau dibuat dengan campuran 1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil.
  2. Sloof ukuran 15/20 dengan tulangan 4 Ø 10
  3. Kolom praktis ukuran minimal 15/15 dengan tulangan 4 Ø 10
  4. Ring balk praktis ukuran 11/15 dengan tulangan 4 Ø 10
  5. Ukuran dan jumlah tulangan untuk sloof, kolom dan ring struktur dihitung berdasarkan beban yang bekerja dan mutu bahan yang digunakan, sehingga diperoleh kekuatan struktur yang aman.

3. Konstruksi atap
  • Penutup atap menggunakan bahan yang tersedia dan mudah didapatkan lapangan a.l genteng, asbes gelombang, seng gelombang minimal tipe BJLS 25, sirap dsb.
  • Kemiringan atap disesuaikan dengan persyaratan bahan penutup atap yang digunakan.
  • Konstruksi pemikul atap (kuda-kuda, balok tembok, gording, nok) menggunakan kayu kelas kuat 2 atau konstruksi baja ringan didalam manajemen proyek.
  • Usuk dan reng menggunakan kayu kelas kuat 2.
  • Untuk memperoleh konstruksi atap yang rata dan kokoh, jarak pemasangan gording diatur sesuai dengan ketentuan yang ditur dalam PKKI.
  • Untuk mengurangi panas ruang di bawah atap dapat diatasi dengan cara memasang ventilasi pada gewel (layar) atau plafond lambersiring pada teritisan.

4. Konstruksi plafond
  • Rangka plafond menggunakan kayu kelas kuat 3 dengan konstruksi yang cukup kuat untuk menahan berat penutup plafond ditambah beban 1 (satu) orang pekerja.
  • Penutup plafond dapat menggunakan asbes datar atau triplek, anyaman bambu atau bahan lain yang memenuhi persyaratan sebagai bahan penutup plafond.
  • Penutup plafond harus dipaku cukup kuat dengan rangka plafond agar tidak melendut atau terlepas didalam manajemen proyek.

5. Konstruksi dinding
  • Jika tembok yang lama dalam kondisi lembab, plesteran bagian bawah setinggi 50 cm sampai dengan 100 cm dibongkar dan diganti dengan plesteran kedap air.
  • Pasangan tembok baru harus dipasang trasram setinggi 20 cm dari lantai dan diplester kedap air sampai ketinggian yang sama dengan trasram didalam manajemen proyek.
  • Pasangan tembok baru untuk KM/WC harus dipasang trasram setinggi 150 cm dari lantai dan diplester kedap air sampai ketinggian yang sama dengan trasram.
  • Dinding dari papan menggunakan kayu kelas kuat 3 yang sudah kering dan diketam halus.

6. Pintu
  1. Bahan untuk kosen dan daun pintu, menggunakan kayu kelas awet 2 yang sudah kering.
  2. Daun pintu ruang kelas atau perpustakaan menggunakan panil dengan tebal minimal 3 cm
  3. Daun pintu KM/WC dapat dibuat dari panil atau triplek dengan bagian dalam dilapisi seng/aluminium/aluminium foil atau pintu PVC.
  4. Ukuran pintu disesuaikan dengan standar yang berlaku.
  5. Pemasangan daun pintu menggunakan 3 buah engsel dengan ukuran minimal 4 ” dan dilengkapi dengan kunci yang berkualitas baik didalam manajemen proyek.

7. Jendela dan ventilasi
  • Bahan untuk jendela dan ventilasi menggunakan kayu kelas awet 2 yang sudah kering.
  • Ketinggian ambang bawah jendela minimal 1.10 m dari lantai.
  • Jendela dibuat dari kaca mati dan daun jendela kaca dengan tebal 5 mm.
  • Ventilasi dipasang secara bersilangan (cross ventilation) untuk memperoleh sirkulasi udara yang baik di dalam ruang kelas didalam manajemen proyek.
  • Ventilasi dapat diisi dengan jalusi dari kayu, kaca silang, kaca tidak penuh, atau daun ventilasi kaca agar cahaya dan sirkulasi udara dapat memasuki ruangan dengan baik. Tebal kaca untuk ventilasi adalah 5 mm

8. Penutup lantai
Bahan untuk penutup lantai dapat menggunakan :
  • Keramik dengan warna terang (untuk lantai teras dipasang keramik dof dengan warna lebih gelap dari warna keramik bagian dalam ruangan).
  • Pasangan tegel traso atau tegel abu-abu didalam manajemen proyek.
  • Plesteran yang dilapisi dengan acian portland cement yang digosok halus dan rata.
  • Catatan: Diutamakan penutup lantai menggunakan keramik. Tegel atau plesteran adalah pilihan terakhir apabila dana tidak cukup untuk pemasangan pentup lantai dari keramik
  • Papan kayu kelas kuat 2 s.d 3 dengan tebal minimal 2,00 cm yang sudah kering (untuk bangunan panggung).

9. Pekerjaan finishing
  • Pekerjaan finishing dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut::
  • Finishing untuk dinding dari tembok dan plafond menggunakan cat tembok. Tembok luar yang berhubungan dengan teras setinggi ambang bawah jendela dilapisi dengan keramik atau difinishing dengan cat genteng atau cat tahan air dengan warna lebih gelap dari cat tembok di atasnya didalam manajemen proyek.
  • Finishing untuk dinding dari papan menggunakan cat tembok. Bagian bawah setinggi ambang bawah jendela difinishing dengan cat kayu dengan warna lebih gelap dari cat dinding di atasnya.
  • Finishing pintu, jendela dan vetilasi menggunakan cat kayu/politur.
  • Komposisi pemilihan warna cat agar menggunakan warna terang dan dibuat serasi sesuai dengan kondisi dan ciri khas daerahnya didalam manajemen proyek.
  • Bahan finishing yang digunakan harus berkualitas baik.
  • 10. Kamar mandi/water closed
  1. Jumlah ruang KM/WC disesuaikan kebutuhan masing-masing sekolah dengan ukuran setiap ruang = 1,50 m x 2,00 m.
  2. Kloset menggunakan jenis kloset jongkok dari porselin dengan kualitas standar didalam manajemen proyek.
  3. Penutup lantai KM/WC menggunakan keramik untuk lantai basah.
  4. Dinding dalam diupayakan dipasang keramik atau dicat dengan cat tahan air setinggi 150 cm.
  5. Dilengkapi dengan jaringan air bersih, jaringan air kotor, septictank dan resapan yang dapat berfungsi dengan baik didalam manajemen proyek.

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG DI DALAM MANAJEMEN PROYEK

Teknik Sipil - Pemeliharan (maintenance) bangunan adalah sangat penting dan perlu setelah bangunan tersebut selesai dibangun dan dipergunakan. Pemeliharaan ini akan membuat umur bangunan tersebut menjadi lebih panjang, ditinjau dari aspek : kekuatan, keamanan, dan penampilan (performance) bangunan. Bahwa berhasil atau tidaknya suatu pembangunan gedung dapat dilihat dari usia pemakaian bangunan sesuai dengan rancangan bangunannya dan tata cara pemeliharaan terhadap bangunan itu sendiri didalam manajemen proyek.

Pada umumnya usia suatu bangunan diperhitungkan ± 20 tahun. Oleh karena itu, pekerjaan pemeliharaan sangat penting dan dilakukan pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi secara rutin, terus menerus dan periodik dengan memperhatikan spesifikasi teknis bahan. Dengan adanya pemeliharaan yang rutin maka diharapkan bila terjadi kerusakan tidak memerlukan biaya perbaikan / pemeliharaan yang tinggi didalam manajemen proyek.

Lingkup pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi didalam manajemen proyek:
a. Pemeliharaan bangunan gedung;
b. Perawatan bangunan gedung.

Pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi persyaratan yang terkait dengan :
a. keselamatan bangunan gedung;
b. kesehatan bangunan gedung;
c. kenyamanan bangunan gedung; dan
d. kemudahan bangunan gedung.

Tata cara dan metode pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi didalam manajemen proyek:
a. prosedur dan metode pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung;
b. program kerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung;
c. perlengkapan dan peralatan untuk pekerjaan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung; dan
d. standar dan kinerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung.

TEMPAT PENYIMPANAN AIR DAN PASOKANNYA DI DALAM MANAJEMEN PROYEK


Memperoleh Air
Teknik Sipil - Mengambil air adalah pekerjaan yang sangat berat yang menghabiskan waktu berjam-jam tiap harinya. Para wanita dan anak-anak yang paling sering melakukan pekerjaan ini. Jika air dapat diambil dekat rumah, banyak waktu dan tenaga yang bisa dihemat sehingga dapat digunakan untuk kegiatan lainnya. Ini akan meningkatkan kehidupan seluruh keluarga di dalam manajemen proyek.

Memperoleh Air untuk Keluarga/Rumah Tangga
Atap rumah, dapur dan kamar mandi dapat digunakan untuk tempat mengumpulkan air. Atap seng dapat menangkap banyak air ketika hujan. Bambu yang dibelah dapat digunakan sebagai talang untuk mengumpulkan air dan mengalirkannya ke dalam tangki atau drum. Air dapat dibawa ke dalam rumah menggunakan pipa, baik itu pipa besi, paralon, atau bahkan bambu yang sederhana. Air untuk kebun-kebun dan kolam-kolam dapat diambil melalui sengkedan. Buatlah parit-parit sengkedan sehingga air dapat mengalir dengan lambat ke satu arah. Pada akhir aliran di mana air akan meluap, arahkan dengan bebatuan. Air ini kemudian dapat diarahkan ke dalam kolam atau lubang penyimpanan air, dan dapat digunakan untuk ternak, sayuran dan ikan.

Memperoleh Air untuk Masyarakat
  1. Mata air adalah sumber air tradisional. Mata air perlu dilindungi dari binatang dan kerusakan. Lubang tempat minum binatang dapat dibuat terpisah. Bambu atau pipa besi dapat digunakan untuk mengalirkan air ke masyarakat dan menyimpannya di dalam tangki permanen yang cukup besar. Luapan dari tangki penyimpanan dapat digunakan untuk mengairi tanaman buah-buahan dan sayur-sayuran menggunakan parit-parit atau sengkedan. Penggunaan luapan air dalam cara ini juga akan mengurangi masalah nyamuk.
  2. Pompa air dan air bor adalah cara lain yang baik untuk memperoleh air yang dekat dengan rumah. Itu dapat dibuat untuk masing-masing rumah, tetapi akan jauh lebih murah bila digunakan untuk kelompok-kelompok rumah atau masyarakat.
  3. Sumur masyarakat. Sumur masyarakat harus dijaga tetap bersih karena penyakit dapat tersebar dengan cepat melalui air yang kotor. Sumur harus dibangun dengan lingkaran setinggi 1 meter di sekeliling tepinya menggunakan batu dan campuran semen. Ini akan mencegah air kotor kembali ke dalam sumur dan mencegah binatang mengotori sumur. Tempat minum binatang dapat dibuat terpisah. Jangan gunakan ember atau kaleng kotor untuk menimba air. Buatlah penutup untuk sumur untuk mengurangi nyamuk berkembangbiak.
  4. Pemompaan air ke atas bukit untuk kemudian disimpan di tangki-tangki, dapat menggunakan pompa minyak atau pompa pemampat. Pompa pemampat digunakan tanpa minyak dan memerlukan sedikit perawatan. Ada beberapa pompa pemampat yang telah sukses bekerja. (Untuk informasi lebih lanjut tentang pompa ini, bacalah Modul 12 - Teknologi Tepat Guna).
  5. Bekerjalah dengan pemerintah untuk menyediakan air bagi kota-kota dan desa-desa.


Penyimpanan Air
Tangki penyimpanan air yang memiliki keran dapat digunakan untuk menyimpan air. Ini membuat penggunaan air menjadi lebih mudah. Tangki penyimpanan air ini dapat mengumpulkan air dari pipa air, dari air pompa maupun air yang diperoleh dari atap. Tangki ini dapat dibuat dari semen, plastik, timah, atau aluminium. Drum bekas dapat pula digunakan, terutama untuk menangkap air dari atap.

Mereka harus dibersihkan dengan baik untuk menghilangkan bekas minyak, caranya:
1. Cuci dengan baik dengan deterjen.
2. Bilas dengan air.
3. Jemur di bawah matahari selama seminggu sebelum digunakan.

Penghijauan di Sekitar Desa
Reboisasi/penghijauan di sekitar desa dan kota akan banyak menolong penyimpanan air karena:
  1. Lebih banyak hujan masuk ke dalam tanah sehingga erosi dikurangi.
  2. Menyimpan air tanah secara lebih konstan. Ini sangat penting untuk persediaan air di masa yang akan datang.
  3. Menyediakan daun-daun untuk mulsa yang dapat menolong menyimpan air lebih banyak di dalam tanah.
  4. Mengurangi angin kencang yang dapat mengeringkan tanah. Hal ini sangatlah penting, terutama di tempat yang masyarakatnya mengambil air langsung dari dalam tanah. Tanpa pohon-pohon, kualitas air akan berkurang, juga air permukaan tanah akan turun sehingga semakin susah untuk mencapai air. Ini telah terjadi di banyak negara.

PLESTERAN DAN TOILET KOMPOS DI DALAM MANAJEMEN PROYEK


Plesteran
Teknik Sipil - Plesteran merupakan isolasi yang akan menjaga rumah sejuk sepanjang hari dan hangat di malam hari. Plesteran akan menutupi dan melindungi dinding-dinding, dan dapat digunakan
pada batako, lempengan tanah liat, batu dan bahkan bambu. Untuk batako, tanah liat dan batu, semakin tebal campuran, semakin baik isolasinya, dan umur dinding semakin lebih panjang di dalam manajemen proyek.

Campuran untuk plesteran yang murah:
  • 8 bagian pasir.
  • 1 bagian semen.
  • 3 bagian kotoran sapi terfermentasi (kotoran sapidifermentasi dengan cara memasukkan kotoran sapi segar ke dalam ember kemudian diisi air dan dibiarkan 5-7 hari).

Campuran lain yang bisa digunakan sebagai plesteran:
  • 1 bagian tanah liat.
  • 4 bagian pasir.
  • 5 bagian kotoran sapi segar.
  • Kapur basah (tambah air secukupnya). Kotoran sapi membantu menutupi plesteran dan melindunginya dari serangga. Kotoran sapi tidak bau ketika kering! Kapur juga membantu untuk melindungi dinding dari hujan dan bertindak sebagai penangkal serangga di dalam manajemen proyek.

Plesteran untuk bambu dan gedeg (anyaman bambu) Ide ini baik untuk daerah dingin, caranya:
  1. Tutup belahan bambu atau gedeg dengan kawat ram dari luar dan dari dalam, ini akan menahan plesteran pada tempatnya. Memplester di kedua sisi akan membantu menjaga bambu dan gedeg dari serangan serangga, membuatnya bertahan lebih lama, dan meningkatkan perlindungan terhadap panas.
  2. Plester sampai menutup seluruhnya, sampai Anda tidak dapat melihat kawat ram, bambu atau gedegnya. Semakin tebal semakin baik di dalam manajemen proyek.

Toilet Kompos
Kotoran manusia juga dapat diubah menjadi pupuk yang berkualitas. Tetapi harus diperlakukan dan dikomposkan secara baik dan benar sehingga penyakit tidak akan menyebar di dalam manajemen proyek.

Mengkomposkan toilet menyediakan banyak keuntungan:
• Membuat pupuk yang bagus.
• Menggunakan sedikit air, seringkali tidak sama sekali.
• Mengurangi dan mencegah masalah penyakit. Ini mengubah sebuah masalah menjadi sebuah solusi di dalam manajemen proyek.

Lubang Kompos Toilet
Lubang kompos toilet sangat mudah untuk dibuat dan digunakan. Galilah sebuah lubang sederhana yang besar, dengan kedalaman kurang lebih 1 sampai 1,5 m dan berdiameter 2 m. Gunakan tanah yang telah digali keluar untuk membuat sebuah tanggul di sekitar pinggiran lubang. Buatlah lantai yang kuat dengan papan untuk menutupi lubang tersebut. Buatlah sebuah lubang kecil di tengah-tengah lantai menjadi lubang toilet dan buat sebuah penutup lubang tersebut untuk digunakan pada waktu toilet tidak dipakai. 

Bangunlah sebuah rumah toilet yang sederhana mengelilingi lubang toilet untuk memberikan privasi. Ini dapat dibuat dari tiang kayu, bambu, daun palem, atau alang-alang. Apapun bahanbahannya, carilah yang termurah dan tersedia. Letakkan pintunya di bagian arah angin paling sering datang. Ini akan mencegah bau yang tidak sedap. Sebuah pipa ventilasi dapat pula ditambahkan pada lubang toilet untuk menambah percepatan pengomposan dan mengurangi bau yang tak sedap di dalam manajemen proyek. Itu dapat dibuat dari pipa bambu, yaitu bambu yang sekat-sekat buku di dalamnya telah dibersihkan. Bambu ini dimasukkan ke dalam sebuah lubang di lantai toilet. Pastikan semua celah antara pipa dan lantai tertutup, untuk mencegah lalat atau serangga memasukinya. 

Waktu yang dibutuhkan untuk menjadi penuh tergantung seberapa besar lubang itu dibuat. Biasanya berkisar 1-2 tahun. Ketika toilet telah penuh, galilah dan gunakan sebuah lubang yang lain. Tambahkan lebih banyak daun-daunan, sekam padi, dan bahan lainnya pada lubang pertama, lalu biarkan mengkompos paling sedikit 6 bulan. Setelah itu, kompos kotoran manusia dapat dipindahkan dan digunakan di sekeliling tanaman buah dan bekas lubang dapat digunakan kembali. Pada waktu ini lantai dan dinding perlu dibangun baru di dalam manajemen proyek.

Bagaimana menggunakan toilet kompos:
  • Tambahkan satu genggam penuh sekam padi, kulit kopi atau serbuk gergaji setiap saat toilet digunakan. Ini akan mengubah kotoran menjadi pupuk dan menghentikan baunya. Hal itu sangatlah penting! Satu botol EM (Effective Microorganism) setiap bulannya juga akan membantu proses pengomposan di dalam manajemen proyek.
  • Tambahkan kira-kira 5 genggam penuh abu kayu bakar atau kapur seminggu sekali. Ini akan membantu kotoran membusuk lebih cepat dan membuat pupuk yang berkualitas lebih baik.
  • Tutuplah selalu lubang toilet di lantai ketika tidak digunakan untuk mencegah lalat masuk ke dalam lubang. Lalat dapat menyebarkan penyakit dari kotoran.
  • Tidak diperlukan air di sini. Kotoran bekerja lebih baik dengan sedikit atau dengan tidak ada air sama sekali. Sebaiknya tidak menggunakan lubang ini untuk kencing. Urin bisa digunakan sebagai pupuk ke pohon buah-buahan yang besar.
  • Galilah lubang sejauh mungkin dari sungai. Ini dikarenakan pada musim hujan, bakteri dari toilet mungkin saja masuk ke air sungai melalui air tanah. Ini dapat menyebabkan penyakit ketika orang menggunakan air sungai itu di dalam manajemen proyek.

Tanaman-tanaman
Pisang, labu, gambas dan markisa adalah tanaman terbaik untuk dikembangkan di sekitar tepi toilet. Pohon jeruk dapat juga tumbuh di dekatnya. Bakteri yang berbahaya (dan rasa) tidak akan ditransfer ke dalam tanaman atau buah. Jangan menanam tanaman sayuran berumbi, yang mungkin umbinya menyentuh langsung kotoran. Ini dapat menyebarkan penyakit di dalam manajemen proyek.

MEMBANGUN SEBUAH RUMAH DI DALAM MANAJEMEN PROYEK

Mulai Dengan Rencana
Teknik Sipil - Libatkan semua keluarga dalam proses perencanaan untuk bisa menyampaikan semua keperluan mereka. Perempuan biasanya menghabiskan banyak waktu di sekitar rumah dan oleh karena itu akan mempunyai lebih banyak ide tentang bagaimana keperluan rumah dapat dipenuhi, dan bagaimana mengatasi masalah kesehatan dan kebersihan. Ini juga termasuk bahan-bahan yang digunakan dan bagaimana membuat rumah lebih cantik di dalam manajemen proyek. Jika keperluan ini disepakati maka akan menghemat waktu dan tenaga serta memperbaiki kehidupan semua anggota keluarga. Rencana untuk areal rumah termasuk pepohonan, kebun, areal bagian luar, naungan, dan lain sebagainya. Contohnya menanam pohon anggur atau markisa sebagai peneduh akan menyejukkan rumah, menyediakan tempat santai di luar, dan dapat menghasilkan buah untuk keluarga di dalam manajemen proyek.

Disain atau Rancangan Rumah
Setiap daerah mempunyai disain sendiri-sendiri untuk rumah tradisional mereka. Rumah-rumah ini merefleksikan iklim dan ketersediaan bahan-bahan bangunan serta selera penduduk setempat. Rumah batako umumnya mendasari gaya Portugis atau yang lebih terbaru adalah gaya Indonesia. Kadang-kadang bahan ini tidak disesuaikan dengan iklim, khususnya pada daerah pesisir. Sangat penting untuk memilih bahan-bahan yang betul-betul disesuaikan dengan iklim yang ada. Tapi disain dari bentuk dan ukuran rumah akan membuat perubahan besar pada temperatur, kenyamanan, kekuatan, daya tahan dan pencegahan bencana di dalam manajemen proyek.

Bahan Bangunan
Bahan-bahan bangunan rumah yang paling umum adalah kayu, papan, bambu, alang-alang, batako, semen, genteng dan besi. Ini sangat umum dikenal dan tidak perlu penjelasan tentang bagaimana menggunakan mereka. Bambu, tanah liat dan batu telah digunakan sejak lama dan bahan-bahan bangunan tradisional ini sangat baik jika digunakan dengan tepat. Beberapa ide dan teknik untuk menggunakan mereka akan diterangkan secara sederhana dalam buku ini di dalam manajemen proyek.

Tanah Liat
Jika dibangun dengan baik, batu bata tanah liat atau dinding tanah liat akan bertahan untuk waktu yang sangat lama. Ada perumahan dengan lempengan tanah liat dan batu bata lumpur diberbagai negara yang berumur 100-200 tahun atau lebih! Ada banyak daerah yang mempunyai lempengan tanah liat yang sangat bagus untuk bahan batu bata dan dinding lumpur tanah liat. Rumah berbahan tanah liat akan lebih sejuk di udara panas dibandingkan rumah berbahan batako, tapi tetap saja ventilasi yang bagus merupakan hal yang lebih penting. 

Dinding-dinding tanah liat menyimpan suhu sepanjang hari. Pada malam hari dinding-dinding tanah liat lambat laun akan mengeluarkan suhu panas yang telah disimpan dan secara alami menjaga rumah tetap hangat di dalam manajemen proyek. Rumah berbahan tanah liat baik untuk daerahdaerah yang malam harinya cukup dingin. Lempengan tanah liat untuk dinding dapat dibuat dengan menggunakan tanah liat, air dan beberapa rumput kering. Bahan-bahan tersebut dicampur bersama dan dinding dibangun dimulai pada dasar dan pelan-pelan bertambah. 

Kini tanah liat lebih sering digunakan untuk membuat batu bata. Batu bata dibuat dari tanah liat dan air (sedikit rumput kering dapat juga ditambahkan). Mereka ditaruh ke dalam cetakan dan dipadatkan, lalu dikeluarkan dari cetakan dan dikeringkan. Proses ini mirip dengan proses membuat batako. Dua jenis bata lainnya adalah blok tanah dan blok rumput. Blok-blok tanah dibuat dari tanah liat, tanah biasa, dan ditambahkan 10% semen. Blok-blok rumput dibuat dari tanah perkebunan dan potongan rumput di dalam manajemen proyek.

Batu
Rumah batu membutuhkan waktu yang lama untuk membangunnya, tapi jika sudah terbangun dengan baik akan bertahan dalam waktu yang amat sangat lama. Dinding batu membutuhkan waktu lama untuk menjadi panas, sehingga akan tetap sejuk sepanjang hari. Dinding batu ini menyimpan panas dengan sangat baik, sehingga rumah akan tetap hangat pada malam hari. Keuntungan lain adalah batu dapat dengan mudah dikombinasikan dengan bahan-bahan bangunan lainnya. Ada banyak batu-batuan yang bagus untuk digunakan di dalam manajemen proyek. Masalah utamanya adalah transportasi untuk membawa batu-batu itu.

Bambu
Bambu adalah bahan yang sudah terkenal. Dia dapat digunakan untuk apa saja, termasuk untuk atap, dinding, dekorasi, furnitur dan masih banyak lagi. Bambu sangat baik untuk daerah-daerah panas pesisir karena memberikan ventilasi yang bagus. Dia juga ringan tapi kuat dan mudah dikerjakan. Pemilihan jenis bambu yang tepat, memotongnya pada bagian yang tepat, dan pengawetan akan membuat bambu bertahan lebih lama. (Untuk informasi lebih lanjut tentang bambu, bacalah Modul 8 - Reboisasi dan Penanaman Pohon) di dalam manajemen proyek.

Bahan Campuran
Bahan campuran dimaksudkan membangun rumah dengan menggunakan bahan-bahan yang berbeda. Contohnya batu, kayu dan papan di dalam manajemen proyek. Ini merupakan kombinasi dari bahan apa saja yang Anda inginkan. Rumah yang dibangun dari bahan campuran akan memaksimalkan keuntungan dari masing-masing bahan tersebut, contohnya:
  1. Tanah liat dan batu adalah bahan-bahan terbaik untuk membuat sejuk di siang hari dan hangat di malam hari. Batako tidak bekerja dengan baik tapi cukup bagus jika diplester.
  2. Bambu dan kayu memberikan ventilasi yang baik, harganya juga relatif murah.
  3. Kayu yang bertahan lama, seperti kamper dan jati, dapat membentuk kerangka.
  4. Atap seng bertahan lebih lama dan dapat digunakan untuk menampung air. Atap alangalang cukup murah dan berfungsi lebih baik sebagai penahan panas. Atap bambu juga baik dan juga dapat digunakan untuk mengumpulkan air di dalam manajemen proyek.

PROSES PEMBUANGAN YANG BAIK DI DALAM MANAJEMEN PROYEK

Teknik Sipil - Hal ini mencakup pembuangan terhadap sisa-sisa makanan, air yang telah digunakan, kotoran manusia dan urin/kencing, plastik, kertas, kaleng-kaleng bekas, botol-botol, asap, abu, daun-daun, baterai, mobil tua dan bagian-bagian dari sepeda motor, minyak tua, besi tua dan lain sebagainya di dalam manajemen proyek.

Pembuangan juga meliputi sampah dan polusi yang diciptakan ketika membuat serta mendistribusikan sesuatu, contohnya makanan, mainan plastik dan lain sebagainya. Pembuangan lain juga terjadi saat penggunaan energi, contohnya asap dari generator diesel. Kita terlibat di dalamnya ketika kita membeli produk-produk dan menggunakan energi. Rumah yang dirancang dengan baik akan mengurangi jumlah pembuangan yang dihasilkan. Bertanggung jawab terhadap apa yang Anda beli dan gunakan, akan menguntungkan masa depan dan membantu menjaga lingkungan di dalam manajemen proyek.

Hal berikut juga semestinya dilakukan:
• Kurangi pembuangan yang dihasilkan.
• Menggunakan ulang atau daur ulang sebisa mungkin.
• Tanggung jawab pembuangan.

Manajemen pembuangan yang baik adalah memisahkan pembuangan dan merubah
sebagian besarnya menjadi produk-produk yang bermanfaat, seperti misalnya:
  • Daun-daun adalah mulsa yang berharga dan dapat dibuat pupuk untuk tanaman.
  • Sisa-sisa makanan dapat dijadikan makanan binatang.
  • Air yang telah digunakan dialirkan ke kebun melalui parit-parit.
  • Komposkan limbah ruang cuci dengan menyalurkannya ke pohon-pohon pisang.
  • Komposkan limbah WC dengan mengubah kotoran manusia menjadi pupuk.
  • Abu kayu bakar untuk bahan kompos dan kompos cair.
  • Kotak-kotak plastik untuk menyimpan benih/bibit.
  • Botol-botol air minum mempunyai banyak kegunaan
  • Kaleng-kaleng timah digunakan sebagai kotak pembibitan dan kaleng air.
  • Kertas dapat ditambahkan ke dalam lubang-lubang kompos.
  • Botol-botol kaca dapat dibersihkan dan digunakan ulang untuk menyimpan madu, minyak, minyak kelapa sawit, dan lain sebagainya
  • Ban-ban tua, kaleng, ember rusak dan lain sebagainya dapat digunakan di pembibitan untuk kotak bibit atau pot tanaman bunga.
  • Dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Manajemen pembuangan yang buruk adalah membakar segala sesuatunya, membiarkan binatang-binatang memakan kotoran manusia dan membiarkan air yang telah digunakan meluber dan tergenang di tanah. Bahkan manajemen pembuangan yang lebih buruk lagi adalah membuang sampah di sungai. Ini membuat polusi di sungai dan laut dan menyebabkan masalah besar di masa depan. Hal ini juga telihat jelek dan merusak kecantikan lingkungan di dalam manajemen proyek.

Membakar Sampah
Beberapa pembuangan akan tetap dibakar. Jika sampah, khususnya plastik, dibakar dengan cepat pada suhu panas yang tinggi, akan menghasilkan sedikit asap dan ini lebih baik untuk manusia dan lingkungan di dalam manajemen proyek. Membuat lingkaran batu-batu mengelilingi areal pembakaran akan menyediakan tempat di mana sampah dapat dibakar dengan baik. Masukkan sampah ke dalam kantong-kantong plastik dan buang ke dalam areal pembakaran sampai semuanya dapat terbakar sekaligus di dalam manajemen proyek. Ini menciptakan suhu tinggi dan mengurangi asap dan polusi.

Tempat pembakaran ini sebaiknya:
  1. Ditutup atasnya dan pastikan semuanya terbakar. Ini juga untuk mencegah anjing-anjing masuk.
  2. Biarkan celah-celah untuk membiarkan udara masuk guna membantu mempercepat pembakaran pada temperatur tinggi.
  3. Dibuat agak jauh dari rumah, dan pastikan juga arah angin agar asap tidak tertiup ke rumah kita dan tetangga.

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEMPAT TINGGAL DI DALAM MANAJEMEN PROYEK

Teknik Sipil - Setiap rumah dipengaruhi oleh tanah dan lingkungan sekitarnya, contohnya:
• Curah hujan, longsor, banjir.
• Angin.
• Suhu.
• Jenis tanah, batuan, pepohonan.
• Penyediaan air.
• Penyakit-penyakit (misalnya dari nyamuk).
Semua faktor ini dapat menjadi pertimbangan dalam membangun atau memperbaiki rumah,
dan lingkungan tempat tinggal, serta mencegah masalah-masalah di kemudian hari didalam manajemen proyek.

Setiap rumah juga mempengaruhi lingkungan sekitarnya, contohnya:
  • Mengkomsumsi makanan, kayu bakar, minyak listrik, bahan-bahan pembersih dan barangbarang rumah tangga umum lainnya.
  • Menghasilkan limbah yang berupa asap, sampah, air kotor, kotoran manusia.
  • Kegiatan berkebun.

Mutlak bagi masa depan untuk mengurangi pengaruh negatif pada lingkungan
sebanyak mungkin, dengan cara:
• Mengurangi penggunaan jumlah bahan-bahan polutan, misalnya tas plastik.
• Mengurangi polusi, misalnya akibat pembakaran.
• Memanfaatkan kembali sampah, misalnya memanfaatkan kotoran hewan dan manusia.
• Membersihkan air kotor dari bahan-bahan polutan sebelum dikembalikan ke sungai.

Ide-ide masyarakat
Ada banyak ide-ide untuk meningkatkan kualitas rumah dan areal tempat tinggal yang dapat
diatur, diterapkan dan dikelola pada tingkat masyarakat. Perbaikan-perbaikan yang tepat akan memberikan hasil yang lebih baik, lebih murah dan lebih mudah untuk dikelola, terlebih lagi apabila masyarakat bekerja sama didalam manajemen proyek. Ini dapat dicapai melalui proses dari pertemuan-pertemuan masyarakat dan kesepakatan bersama. Ini penting bahwa setiap orang dapat mengerti, memberikan masukan, dan mempunyai kepemilikan dari proyek-proyek perbaikan masyarakat tersebut. Juga penting untuk bekerja dengan pemerintah untuk tingkat daerah dan tingkat nasional didalam manajemen proyek.

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates