Rabu, 03 April 2013

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR PELAKSANA DI DALAM MANAJEMEN PROYEK

Teknik Sipil - Pengorganisasian merupakan suatu tindakan yang harus dilaksanakan oleh setiap perusahaan dan merupakan salah satu fungsi manajemen dalam pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta penentuan hubungan antara satuan organisasi. Pengorganisasian ini bertujuan agar tugas dapat dilaksanakan dengan lancar, tertib dan dapat terwujud hubungan antara pimpinan dengan karyawan secara harmonis.

Dengan kata lain struktur organisasi dapat tergambar secara jelas tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan bagian-bagian dalam perusahaan. Struktur organisasi diperlukan untuk tercapainya suatu tujuan perusahaan dan tercapainya suatu sistem pengendalian yang efektif dengan memberdayakan semua unsur sumber daya yang dimiliki proyek (5 M) yaitu Man, Material, Machine, Methods, Money dalam satu gerak dan arah untuk mewujudkan tujuan proyek.

Tugas dan wewenang dalam struktur organisasi pada perusahaan kontraktor:
1. Direktur
  • Sebagai pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab atas kelancaran dan pelaksanaan kegiatan perusahaan, mengkoordinir serta membimbing kegiatan perusahaan sehari-hari.
  • Mempertanggungjawabkan semua kewajiban yang menyangkut rugi laba perusahaan, produksi, keuangan dan pemasaran.
2. Finance Direktur
  • Menangani semua masalah yang menyangkut segi dana, dengan cara merencanakan, mengatur dan mengawasi penerimaan dan pengeluaran dana sehubungan dengan transaksi-transaksi yang terjadi.
  • Menyediakan informasi kepada bagian-bagian yang lain mengenai kedudukan keuangan perusahaan.
  • Mengevaluasi laporan tahunan.
3. General Manager
General Manager diangkat oleh Direktur untuk memimpin langsung proyek induk dan tetap stand by di site office. General Manager juga berfungsi sebagai wakil dari pihak pemilik untuk memimpin dan mengawasi pelaksanaan proyek.

4. Manager
Tugas seorang manager adalah bagaimana mengintegrasikan berbagai macam variabel (karakteristik, budaya, pendidikan dan lain sebagainya) kedalam suatu tujuan organisasi yang sama dengan cara melakukan mekanisme penyesuaian sebagai berikut:
  •  Pengarahan (direction) yang mencakup pembuatan keputusan, kebijaksanaan, supervisi, dan lain-lain.
  • Rancangan organisasi dan pekerjaan.
  • Seleksi, pelatihan, penilaian, dan pengembangan.
  • Sistem komunikasi dan pengendalian.
5. Marketing
  • Menyusun program dan strategi pemasaran, baik jangka pendek maupun jangka panjang sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh perusahaan.
  • Menawarkan produk perumahan melalui media elektronik, media cetak, maupun presentasi ke instansi-instansi baik pemerintah maupun swasta serta pameran.
6. Surveyor
Bertugas untuk melakukan pengukuran dan pemetaan tanah pada kawasan yang akan dikembangkan, sehingga dihasilkan berbagai data yang diperlukan dalam proses perencanaan baik berupa peta kontur tanah maupun bentuk kawasan yang akan dikembangkan.

7. Arsitek
Bertugas untuk melakukan perancangan pengembangan kawasan sesuai dengan spesifikasi dan batasan-batasan yang telah ditentukan diatas tanah yang dikembangkan dengan menggunakan data-data yang dihasilkan dan telah diolah oleh surveyor. Arsitek juga mempunyai tugas untuk membuat perancangan design rumah sesuai konsep yang diinginkan oleh Developer.

8. Drafter
Bertugas untuk membantu arsitek merealisasikan hasil rancangan pengembangan kawasan sehingga dapat berfungsi sesuai keinginan semua pihak.

9. Pelaksana
Pelaksana mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
- Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan yang menjadi kewajibannya.
- Mempelajari gambar dan spesifikasi proyek.
- Melakukan persiapan lapangan, termasuk pengukuran.
- Membuat laporan realisasi quantity pekerjaan yang telah dilaksanakan.
- Memberikan perintah kepada pembantu pelaksana / mandor.
- Dapat membuat opname borongan.
- Membuat rekapitulasi kebutuhan material di proyek.
Pelaksana juga berkewajiban memberikan usulan kepada pemilik apabila menjumpai beberapa kesulitan dalam pelaksanaan.

10. Logistic
Uraian tugas seorang staf logistik proyek adalah :
- Mempelajari spesifikasi material dan jadual penggunaan material.
- Membuat jadual pengadaan material, berdasarkan jadual penggunaannya.
- Melakukan pengadaan material sesuai jadual.

11. Gudang
Tugas staf gudang adalah :
  • Menyimpan barang yang telah dibeli dan mengaturnya dengan baik agar barang dapat keluar secara teratur
  • Membuat laporan mengenai stock barang
  • Mengeluarkan barang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan proyek
  • Memberi informasi sedini mungkin atas produk yang sudah mencapai persediaan yang minimum.
12. Pengawas
  • Mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
  • Mengawasi laju pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dari segi kualitas bahan bangunan serta pelaksanaaannya.
  • Mengawasi ketepatan waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik.
  • Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan kepada Owner/pemilik proyek.
  • Memberikan persetujuan mengenai laporan harian, bulanan serta laporan pekerjaan tambahan maupun pekerjaan kurang dan penyelesaian keuangan yang diakibatkannya.
13. Administrasi
Tugasnya meliputi admin, logistic, dan lainnya yang mendukung pelaksanaan administasi berjalan lancar.
Tugas detailnya yaitu :
  • Menjaga dan mengupdate informasi administasi mulai dari office supply, stationaries.
  • Mempersiapkan arrangement meeting detail, absensi staff, serta melakukan hal-hal seperti surat menyurat dengan staf lainya.
14. Keuangan
Tugas bagian keuangan adalah :
- Bertanggung jawab atas penerimaan dan pembayaran yang terjadi.
- Melakukan dan membuat laporan perhitungan pajak.

CARA PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN TOWER CRANE DI DALAM MANAJEMEN PROYEK

Teknik Sipil - Sebelum dilakukan pemasangan tower crane, harus disiapkan pondasi dari semen yang dicor, berukuran panjang 4 m, lebar 4 m, dan kedalaman 2 m. Pada bagian dasar pondasi ditanamkan Fine Angle dari besi cor berkualitas tinggi, yang berfungsi untuk memperkokoh pondasi di dalam manajemen proyek.

Setelah fondasi selesai dibuat, perlu waktu 1 minggu untuk menunggunya menjadi keras dan kering, sebelum diinstal keseluruhan rangkaian alat tersebut. Dan Tower crane akan berdiri dan di ‘baut’ dengan pondasi untuk menjaga stabilitasnya, kemudian dihubungkan dengan bagian menara (tower) penopang tower crane tersebut di dalam manajemen proyek.

Dalam pemasangan tower crane ada 2 cara :
  1. Apabila tidak lebih tinggi dari 200 kaki, maka langsung dapat dirakit bagian per-bagian menggunakan pertolongan sebuah mobile-crane.
  2. Jika crane yang dirakit lebih tinggi harus menggunakan proses ” self assembly “.

Adapun langkah perakitan, pertama menggunakan bantuan mobile crane untuk merakit bagian-bagian jib dan machinery arm, dan menempatkan elemen-elemen horizontal tersebut pada konstruksi tiang (mast), setinggi kurang lebih 12 meter. Kemudian, dilanjutkan dengan menambahkan counterweights. Konstruksi tiang (mast), ditambah ketinggiannya dari kondisi dasar. Untuk mencapai ketinggian maximum, konstruksi tiang ini tumbuh satu per satu bagian (segmen) di dalam manajemen proyek.

Dengan menggunakan alat yang disebut atau climbing frame, pemasangan diawali dengan menggantungkan beban pada bagian jib, untuk menyeimbangkan counterweights yang dipakai. Kemudian slewing unit dilepaskan dari kepala tiang. Sebuah peralatan hidrolik pada top climber akan mendorong slewing unit ke atas, sejauh sekitar 6 meter. Kemudian, pemasangan crane mengangkat satu segmen (section) tiang berukuran tinggi 6 meter dan memasukannya dalam celah yang dibuka oleh climbing frame tadi. Begitu segmen ini berhasil disambungkan, berarti crane sudah menjadi lebih tinggi 6 meter di dalam manajemen proyek.

Kebanyakan tower crane dirakit untuk mencapai ketinggian yang diinginkan, sejak pertama alat tersebut dirakit dan digunakan. Kemudian, alat tersebut akan tumbuh semakin tinggi bersamaan dengan tumbuhnya bangunan yang sedang dibangun. Dan jika struktur yang dibangun sangat tinggi, maka tower crane dapat juga dihubungkan pada bangunan, untuk mendapatkan tambahan kestabilan di dalam manajemen proyek.

Sehingga dapat disimpulkan, dalam meninggikan crane, tower crane akan membangun dirinya sendiri sampai ketinggian yang dikehendaki. Setelah tersusun 4 section di atas 1 section dipasanglah sabuk, yakni besi penghubung tower crane dengan bangunan yang fungsinya untuk menjaga kestabilan tower crane. Panjang sabuk sekitar 7 meter dan dipasang sekitar 3 buah pada setiap sectionnya. Sabuk dipasang pada setiap 20 meter antara satu section dengan section yang lainnya di dalam manajemen proyek.


Pembongkaran tower crane
Apabila pekerjaan telah selesai dan sudah waktunya untuk membongkar crane tersebut. Tahapan pembongkaran tower crane adalah kebalikan dari pemasangannya. Mula-mula hooke akan melepaskan bagian section terakhir, sehingga timbul ruang kosong antara slewing dengan section ke 2 terakhir dan teleskop diturunkan perlahan-lahan hingga menyatu dengan section berikutnya di dalam manajemen proyek. Kemudian hooke melepaskan section berikutnya, sehingga timbul slewing dengan section ke 3 terakhir. Proses ini dilakukan terus menerus hingga slewing menyatu dengan section 1.

Dengan bantuan mobil crane, tower crane dilepaskan satu per-satu. Dimulai dari hoist dilepaskan 3 buah terlebih dahulu, setelah itu jib beserta perlengkapannya dilepaskan. Berikutnya, counter jib dilepaskan beserta perlengkapannya di dalam manajemen proyek. Tower crane menjadi bentuk ( I ) kembali. Top head dan slewing dilepaskan dengan mobil crane, dilanjutkan dengan teleskop, section 1 hingga basic master. Setelah selesai pembongkaran hanya menyisakan pondasi tower crane, selanjutnya dibongkar dengan menggunakan alat berat untuk mengambil fine angel yang akan digunakan kembali untuk mendirikan tower crane berikutnya.

TOWER CRANE DI DALAM MANAJEMEN PROYEK

Teknik Sipil - Pada prinsipnya , tower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme gerakan yang cukup lengkap, yakni : kemampuan mengangkat muatan (lifting) menggeser (trolleying), menahannya tetap di atas bila diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang ditentukan (slewing dan travelling). Operasi kerja yang identik dan muatan yang seragam yang diangkutnya, memungkinkan fasilitas transport dilakukan secara otomatis. Bukan hanya untuk memindahkan, melainkan juga untuk proses bongkar muatan di dalam manajemen proyek.

Berdasarkan tipenya, tower crane dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri, yakni :
1. Tower crane berdiri bebas (free standing crane)
2. Tower crane berdiri di atas rel (rail mounted crane)
3. Tower crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-in tower crane)

Dari berbagai tipe ini prinsip kerjanya hampir sama, mengangkat pada gerakan horisontal, berputar, bergerak secara radial dan sebagainya. Hampir semua fasilitas transport memindahkan muatan dengan berbagai sudut atau secara vertkal dapat dilakukan di dalam manajemen proyek.

Sementara itu, untuk kapasitas tower crane tergantung beberapa faktor. Jika material yang diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya, maka akan terjadi jungkir. Oleh karena itu, berat material yang diangkut harus mengikuti ketentuan dan perlu memperhatikan faktor-faktor, antara lain di dalam manajemen proyek :
• Kekuatan angin terhadap alat
• Ayunan beban pada saat dipindahkan
• Kecepatan pemindahan material
• Pengereman mesin dalam pergerakannya

Spesifikasi tower crane berkaitan dengan operasi pengangkatan dan pemindahan material., meliputi di dalam manajemen proyek :
• Ketinggian tower rencana
• Jangkauan Jib
• Hoist
• Trolley
• Seling

Ketinggian tower crane bergantung dari ketinggian yang ingin dicapai. Jika diperlukan, ketinggiannya dapat ditambah dengan mengikatkannya ke bangunan di dalam manajemen proyek. Untuk jib atau boom, merupakan lengan tower crane yang terdiri dari elemen-elemen besi yang tersusun menjadi satu bagian rangka batang. Pemasangan jib harus sesuai dengan keperluan dan persyaratannya, baik dengan panjang yang standard maupun yang mencapai maksimum. Pemasangan jib ini, selanjutnya mempengaruhi terhadapa beban yang diangkat. Untuk tiap panjang jib tertentu, ada batasan beban maksimum di dalam manajemen proyek.

Selain jib, juga terdapat counter jib yang berfungsi sebagai jib penyeimbang terhadap boom yang terpasang. Counter jib dilengkapi counter weight, yang berfungsi sebagai bebannya di dalam manajemen proyek.

Untuk hoist adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut arah vertikal. Sedangkan trolley, adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut tower crane arah horisontal. Sedangkan seling merupakan bagian tower crane yang berupa kabel baja dan menjadi bagian hoist. Pemakaian seling bisa diubah-ubah diameternya atau dapat ditambahkan(double-seling), tergantung pada kebutuhan di lapangan di dalam manajemen proyek.

Pada Tower Crane terdapat dua buah limit switch
  1. Switch beban maksimum, : untuk memonitor pada kabel dan memastikan tidak terjadinya overload
  2. Switch momen beban, : untuk memastikan operator tidak melebihi rating ton-meter bagi crane, ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang dinamakan “cat head assembly” pada slewing unit, dapat mendeteksi secara dini bila terjadi kondisi overload di dalam manajemen proyek.

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI ( K3 ) PADA PENGERJAAN STRUKTUR BAJA

Teknik Sipil - Dalam pekerjaan struktur baja, pada tahap erection hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian pada saat melakukan pemindahan material menggunakan pesawat angkat adalah : Beban yang diangkat dan kestabilan pengangkatan termasuk pesawat angkatnya. Pada pekerjaan ereksi struktur baja, banyak menggunakan penyambungan antar beam dan kolom dengan menggunakan baut tegangan tinggi. 
Yang perlu diperhatikan pada pemasangan baut tersebut adalah :
  1. Terjadinya gaya berlebihan pada gaya eksternal dan gaya geser (bearing force)
  2. Batasan kekuatan pengunci mur baut (torque control)
  3. Step/tahap penguncian mur-baut (sequence)

K3 PEKERJAAN STRUKTUR BAJA : YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM ERECTION DENGAN ALAT ANGKAT
• Beban yang diangkat
• Kestabilan alat angkat
• Alat angkat laik pakai ( SIA )
• Kompetensi operator ( SIO )
• Tahapan kerja

Pekerjaan struktur baja meliputi semua jenis pekerjaan merangkai, merakit. Dan mendirikan semua jenis kerangka baja, seperti tower, rangka batang crane, dsb

Klasifikasi struktur baja dibagi 2 jenis, konstruksi rangka baja saja (murni), atau rangka baja beton. Unuk merangkai diperlukan sistem dan metode penyambungan

Sistem sambungan dan bentuk rangka baja terdiri dari :
  • Tipe penyambungan antara kolom dan beam
  • Tipe pengikat (bracket), las di tempat, dengan plat gusset
  • Tipe sambungan antar kolom
  • Tipe splice, pengelasan & dasar kolom
Metode penyambungan:
  • Metode penyambungan baut
  • Metode penyambungan baut tegangan tinggi dan
  • Metode penyambungan las.
Bentuk-bentuk perakitan dan erection struktur baja:
  • Metode horisontal
  • Metode vertikal
  • Metode lainnya.
Pencegahan bahaya kecelakaan dilakukan selama proses perakitan dan erection

Karakteristik struktur baja bahaya kecelakaan ambruk: (i) Bahaya dengan ketinggian > 20 m, (ii) Kurangnya persiapan rangka baja di lingkungan kerja, (iii) Mempunyai bentang dengan rasio 1:4, dan (iv) Lokasi sambungan las.

CONTOH SURAT IZIN OPERATOR PENGGUNAAN ALAT BERAT DI DALAM MANAJEMEN PROYEK

Surat Ijin Operator SIA

Surat Ijin Operator SIA

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates