Minggu, 31 Maret 2013

PLESTERAN DAN TOILET KOMPOS DI DALAM MANAJEMEN PROYEK


Plesteran
Teknik Sipil - Plesteran merupakan isolasi yang akan menjaga rumah sejuk sepanjang hari dan hangat di malam hari. Plesteran akan menutupi dan melindungi dinding-dinding, dan dapat digunakan
pada batako, lempengan tanah liat, batu dan bahkan bambu. Untuk batako, tanah liat dan batu, semakin tebal campuran, semakin baik isolasinya, dan umur dinding semakin lebih panjang di dalam manajemen proyek.

Campuran untuk plesteran yang murah:
  • 8 bagian pasir.
  • 1 bagian semen.
  • 3 bagian kotoran sapi terfermentasi (kotoran sapidifermentasi dengan cara memasukkan kotoran sapi segar ke dalam ember kemudian diisi air dan dibiarkan 5-7 hari).

Campuran lain yang bisa digunakan sebagai plesteran:
  • 1 bagian tanah liat.
  • 4 bagian pasir.
  • 5 bagian kotoran sapi segar.
  • Kapur basah (tambah air secukupnya). Kotoran sapi membantu menutupi plesteran dan melindunginya dari serangga. Kotoran sapi tidak bau ketika kering! Kapur juga membantu untuk melindungi dinding dari hujan dan bertindak sebagai penangkal serangga di dalam manajemen proyek.

Plesteran untuk bambu dan gedeg (anyaman bambu) Ide ini baik untuk daerah dingin, caranya:
  1. Tutup belahan bambu atau gedeg dengan kawat ram dari luar dan dari dalam, ini akan menahan plesteran pada tempatnya. Memplester di kedua sisi akan membantu menjaga bambu dan gedeg dari serangan serangga, membuatnya bertahan lebih lama, dan meningkatkan perlindungan terhadap panas.
  2. Plester sampai menutup seluruhnya, sampai Anda tidak dapat melihat kawat ram, bambu atau gedegnya. Semakin tebal semakin baik di dalam manajemen proyek.

Toilet Kompos
Kotoran manusia juga dapat diubah menjadi pupuk yang berkualitas. Tetapi harus diperlakukan dan dikomposkan secara baik dan benar sehingga penyakit tidak akan menyebar di dalam manajemen proyek.

Mengkomposkan toilet menyediakan banyak keuntungan:
• Membuat pupuk yang bagus.
• Menggunakan sedikit air, seringkali tidak sama sekali.
• Mengurangi dan mencegah masalah penyakit. Ini mengubah sebuah masalah menjadi sebuah solusi di dalam manajemen proyek.

Lubang Kompos Toilet
Lubang kompos toilet sangat mudah untuk dibuat dan digunakan. Galilah sebuah lubang sederhana yang besar, dengan kedalaman kurang lebih 1 sampai 1,5 m dan berdiameter 2 m. Gunakan tanah yang telah digali keluar untuk membuat sebuah tanggul di sekitar pinggiran lubang. Buatlah lantai yang kuat dengan papan untuk menutupi lubang tersebut. Buatlah sebuah lubang kecil di tengah-tengah lantai menjadi lubang toilet dan buat sebuah penutup lubang tersebut untuk digunakan pada waktu toilet tidak dipakai. 

Bangunlah sebuah rumah toilet yang sederhana mengelilingi lubang toilet untuk memberikan privasi. Ini dapat dibuat dari tiang kayu, bambu, daun palem, atau alang-alang. Apapun bahanbahannya, carilah yang termurah dan tersedia. Letakkan pintunya di bagian arah angin paling sering datang. Ini akan mencegah bau yang tidak sedap. Sebuah pipa ventilasi dapat pula ditambahkan pada lubang toilet untuk menambah percepatan pengomposan dan mengurangi bau yang tak sedap di dalam manajemen proyek. Itu dapat dibuat dari pipa bambu, yaitu bambu yang sekat-sekat buku di dalamnya telah dibersihkan. Bambu ini dimasukkan ke dalam sebuah lubang di lantai toilet. Pastikan semua celah antara pipa dan lantai tertutup, untuk mencegah lalat atau serangga memasukinya. 

Waktu yang dibutuhkan untuk menjadi penuh tergantung seberapa besar lubang itu dibuat. Biasanya berkisar 1-2 tahun. Ketika toilet telah penuh, galilah dan gunakan sebuah lubang yang lain. Tambahkan lebih banyak daun-daunan, sekam padi, dan bahan lainnya pada lubang pertama, lalu biarkan mengkompos paling sedikit 6 bulan. Setelah itu, kompos kotoran manusia dapat dipindahkan dan digunakan di sekeliling tanaman buah dan bekas lubang dapat digunakan kembali. Pada waktu ini lantai dan dinding perlu dibangun baru di dalam manajemen proyek.

Bagaimana menggunakan toilet kompos:
  • Tambahkan satu genggam penuh sekam padi, kulit kopi atau serbuk gergaji setiap saat toilet digunakan. Ini akan mengubah kotoran menjadi pupuk dan menghentikan baunya. Hal itu sangatlah penting! Satu botol EM (Effective Microorganism) setiap bulannya juga akan membantu proses pengomposan di dalam manajemen proyek.
  • Tambahkan kira-kira 5 genggam penuh abu kayu bakar atau kapur seminggu sekali. Ini akan membantu kotoran membusuk lebih cepat dan membuat pupuk yang berkualitas lebih baik.
  • Tutuplah selalu lubang toilet di lantai ketika tidak digunakan untuk mencegah lalat masuk ke dalam lubang. Lalat dapat menyebarkan penyakit dari kotoran.
  • Tidak diperlukan air di sini. Kotoran bekerja lebih baik dengan sedikit atau dengan tidak ada air sama sekali. Sebaiknya tidak menggunakan lubang ini untuk kencing. Urin bisa digunakan sebagai pupuk ke pohon buah-buahan yang besar.
  • Galilah lubang sejauh mungkin dari sungai. Ini dikarenakan pada musim hujan, bakteri dari toilet mungkin saja masuk ke air sungai melalui air tanah. Ini dapat menyebabkan penyakit ketika orang menggunakan air sungai itu di dalam manajemen proyek.

Tanaman-tanaman
Pisang, labu, gambas dan markisa adalah tanaman terbaik untuk dikembangkan di sekitar tepi toilet. Pohon jeruk dapat juga tumbuh di dekatnya. Bakteri yang berbahaya (dan rasa) tidak akan ditransfer ke dalam tanaman atau buah. Jangan menanam tanaman sayuran berumbi, yang mungkin umbinya menyentuh langsung kotoran. Ini dapat menyebarkan penyakit di dalam manajemen proyek.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates